Kru Pendakian ke Puncak Merapi, Sumatra Barat |
Siapa yang tak kenal dengan gunung Marapi, Gunung
marapi terletak di dua kabupaten di
Sumatera Barat yaitu kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar dan gunung tertinggi
nomor dua di Sumatera Barat, Gunung marapi memiliki ketinggian 2891 MDPL. Di
sebelahnya terdapat Gunung Singgalang dengan telaga warnanya. Gunung marapi
memilki empat jalur pendakian, yaitu jalur batu sangkar, sungai puar, air
hangat dan Pendakian Jalur koto baru. Dan jalur yang aman dilalui selama ini
adalah jalur pendakian Koto Baru , tanah datar Sumatera barat.
Gunung
Marapi di Sumatera Barat sudah meletus hingga puluhan kali sejak tahun 1800-an.
Catatan aktivitas Gunung Merapi yang terdata oleh BMKG menyebutkan pada
1807-1822 adalah letusan terdahsyat.
Berangkatan
kali ini ditemani 2 orang teman saya dari Medan yang bernama Ridho dan Gilang,
Dengan menumpangi bus ALS. Perjalanan kali ini dari Medan memakan kurang lebih
20 Jam menuju kota Bukit Panjang. Untuk Mencapai gunung Marapi ini cukuplah
mudah mengingat letaknya yang tidak berjauhan dari kota Bukit Tinggi dan kota
Panjang, Dengan waktu tempuh 1 jam dengan sepeda motor.
Setelah
duduk berjam-jam di bus dan bedan terasa sakit, pegal dikarenakan kurang pergerrakan dan sempat menginap di Pos
Pendakian satu malam dikarenakan kondisi tidak siap dan mengingat hari sudah
sore. Malam pun tiba kami pergi keluar untuk berkanalan dengan pendaki lain
yang baru tiba, Dan kebetulan saya bertemu dengan seorang pendaki yang berasal
Pasaman, terlihat mereka sedang lelah dan saya menawari mereka bergabung untuk
menginap di tempat kami menginap, Untuk mengusir kebosanan dan juga dinginnya
malam, Saya sudah menyiapkan kopi dan kartu, Sambil menyantap kopi ditambah
juga dialog kami pun berbagi cerita dan canda tawa, Jam semakin larut dan kami
pun beristirihat demi kelancaraan pendakian besok pagi.
Perlengkapan Pendakian |
Pendakian
pun dimulai , Kali ini kami menggunakan jalur Via Koto Baru karena jalur inilah
yang cukup aman dan juga tracknya cukup
bagus bagi pemula. Pendakian dimulai jam 09:30 waktu setempat, Dengn prosesi
terlebih dahulu berdoa. Dengan ditambah 2 orang lagi teman yang berasal dari Pasaman,
kami berlima pun memulai pendakian dengan terlebih dahulu melapor ke pos titik
awal pendakian, Dengan disuguhi udara yang segar dan pemandangan indahnya bunga
dan tanaman sebelah kiri dan kanan, serasa kaki ini senang dan tidak sabar
ingin sampai dipuncak.
Setelah
berjalan 30 menit, akhirnya kami sampai di BKSDA , Istirahat sejenak sambil
mengisi air ke wadah yang telah kami siapkan sebelumnya. Para pendaki disini
pun cukup ramah dan tidak jarang melempar senyum, sebagian dari mereka pun
ada bertanya dari mana kami asal daerah .
Dengan
bahasa minang. Sedikit kesulitan bagi kami mengerti apa yang mereka katakan.
sehingga seorang teman saya yang berasal dari Pasaman memotong pembicaraan,
Dengan dalih ingin membantu menerjemahkan bahasa minang dan memberi tahu kami
berasal dari Medan, Pendakian disini pun kental sekali dengan memakai bahasa
daerah minang, berbeda dengan gunung
yang biasanya saya daki di daerah asal saya, kebanyakan mereka menggunakan
bahasa indonesia jika berrtegur sapa.
Tidak
ingin berlama lama menunda perjalanan, kami melanjutkan perjalanan sambil
meninggalkan hiruk-pikuk keramaian di pos BKSDA, Di tengah perjalan pun tidak
jarang kami menemukan jejak babi liar yang masi banyak terdapat disekitaran
kaki gunung ini. Udaranya begitu sejuk dan wangi dedaunan terasa khas di hidung,
Tidak lupa sambil menikmati momen ini kami berfoto dan mencari view yang bagus sebagai oleh-oleh
nantinya.
Formasi yang pas dalam Pendakian kami Kali ini |
Diperjalanan kami pun bertemu dengan rombongan berasal
dari Pekan Baru, Mereka sedang
beristirahat dan mengajak kami untuk beristirahat sejenak , Belum sempat saya
mengambil posisis sandaran, seorang dari rekan mereka menawarkan kopi dan
memberikan roti. Tak jarang juga mereka
mengajak bersama kami berfoto bersama , Serasa kami artis Medan saja yaa,
hehehh. Tidak ingin pertemuan ini sia-sia begitu saja, Kami saling menghibur
dan saling melempar bahan tawaan. Untuk melepas lelah juga kami menghibur diri
dengan menyanyikan lagu merdu “Mardua holong” secara berulang ulang. Entah Mungkin saja pemain gitar sedang mengalami hal serupa
seperti didalam lagu tersebut.
Setelah Merasa tenaga sudah pulih , Hiburan pun kami
sudahi, Melanjutkan Pendakian dan semakin menatang dengan jalur nya semakin
menanjak dan terdapat beberapa tangga tanah, Dibutuhkan kehatianhatian agar
tidak terperosot dan gunakan akar akar pohon untuk berpegangan.
Salah
satu rekan saya pun menanyaka “Puncak
berapa lama lagi ?” Lalu seorang rekan kami Bang Rizal berkata “ Sedikit lagi, 3 Menit” . Saya dan rekan
yang lain hanya tersenyum . Disela perjalan kami bertemu seorang Nenek yang
usia nya sekitaran 60 tahun tapi masi saja mendaki gunung di usia nya yang tua,
Sangat salut melihat ketangguhan Nenek tersebut, Diusia nya yang sudah lanjut
usia , sebaik nenek tersebut bersantai di rumah dan menikmati hari tuanya . Sempat terpikir, Entah apa yang terpikir dibenak nenek
tersebut sehingga mau mendaki gunung, Mungkin saja harta atau pun kenikmatan
dikota itu tidak lebih baik dari pada menikmati keindahan alam semesta yang
tuhan berikan.
Trek yang Harus di Lewati Menuju Puncak Merapi |
Tak
terasa pendakian pun sudah memakan waktu 4 jam perjalanan kami tiba di
Persimpangan tiga aek hangat. ada satu
jalur yang menuju mata air panas, dan disini juga salah satu jalur
pendakian yang masi terbilang baru dibuka. Titik awal pendakian dari Nagari Aie
Angek, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar,disepanjang perjalanan bisa kita
temui mata air hangat dan terdapat air terjun disekitar jalur pendakian
tersebut. Pada jalur ini juga dapat memakan waktu 3 jam pendakian, dibandingkan
dengan jalur koto baru yang memakan waktu 5 jam saja.
Karena waktu yang kami pake berisitrat 20
menit terlalu banyak bermalas malasan, Kamii melanjutkan pendakian perlahan
dengan santai “Puncak takkan lari
dikejar”. Semakin berjalan kedepan kami dapati jalur yang bebatuan dan lumayan
sempit untuk seukuran seorang pendaki lewat, Untuk itu kita bergatian dengan pendaki lain untuk
melewatinya.
Setelah
harus melewat jalur sempit bebatuan dan akhirnya terlepas dari jalur sempit
tersebut, belum berakhir kita melewati batu batu besar dan licin, Disaran untuk
tetap berhati hati demi keselamatan. Dan betul saja disaat pendakian seorang
wanita terjatuh pada saat ingin mengejar
temannya yang sudah dahulu didepan saat turun gunung, sontak Rekan wanita
tersebut yang ada dibelakng berlari mendekati, Saya pun bergegas menghampiri
mereka sasambil membawa Kotak P3k dan
air minum, Terlihat dari raut mukanya merasakan sakit dibagian perut dan paha.
Pemandangan Kala Mentari Kembali Keperaduan di Puncak Merapi |
Untuk
itu, Jangan terburu buru turun atau naik saat melakukan pendakian. Tetap
perhatikan langkah saat mendaki, Karena mendaki untuk sampe kepuncak dan pulang
dengan selamat. Kami melanjutkan pendakian kembali dan wanita tersebut bersama rekan melanjutkan
perjalanan turun. Tak bersela lama 20 menit pendakia. sampe lah kami di pintu
angin , beristirahat sejenak sambil berfoto mengabadikan moment. Terlihat
didepan kami berdiri gagah gunung singgalang, Namun akhirnya tertutup kembali
oleh kabut. Saya liat rekan dengan muka
yang tadinya lesu kebali semangat melihat pemandangan yang disuguhi, puncak
sudah dekat. “GOOD JOB TEAM”.
Kembali
kami lanjutkan perjalanan 15 menit berselang, tiba lah kami dalam istilah sebutan
pendaki adalah batu cadas, Kembali kami memandang ke arah belakang . terlihat kembali kota bukit tinggi dan padang
panjang, sungguh perjalanan yang terbayar mahal, mengambil foto kembali dan
beristirahat , sambil saya mencari tempat area camp yang strategis. Saya mulai
naik sedikit dan memutuskan untuk mendirikan tenda di batu cadas diantara
sedikit pohon kecil agar tenda kami dapat terlindungi dari anging kencang.
Hari
pun semakin gelap kami sudahi berfoto dan kembali menyusun barang pribadi agar
terlihat rapi, Setelah selesai kami pun berbagi tugas untuk menyediakan makan,
Nahh kebetulan bang rizal seorang koki
dirumah makan di daerah pasaman, Jadi kami serahkan ke dia urusan memasak,
kecuali masak nasi dan bagian memotong rempah. Urusan memasak nasi sudah
selesai tinggal menunggu sang koki memasak beberapa menu lagi.
Pemandangan di Puncak Merapi |
Terlihat
rekan rekan sedang kelaparan menunggu sang koki memasak, Setelah
makan malam, Saya sempatkan keluar dari tenda meski dingin, dan terlihat jelas gemerlap lampu kota yang
begitu indah, bersyukur sekali bisa
berada ketinggian yang tepatnya tanah
minang . sungguh tempat yang indah “ Kita berada diketinggian, Bukan untuk
menyobongkan diri, Tapi agar bisa melihat kebawah dan tetap bersyukur” Kembali
dalam tenda dan mengajak teman bermain kartu sambil disuguhi kopi, dan hari
semakin larut malam kami berhenti bermain kartu, dan memutuskan beristirahat
tidur.
Keesokan hari nya , Salah seorang rekan bang
Rio berteriak keluar kalian ceat bangun, kami bergegas bangun dan melihat keluar sungguh pemandangan yang indah
didepan kami .
Setelah
berfoto sejenak, pukul 07:15 kami
bersiap untuk menuju puncak tugu abel. Perlahan tapi pasti kami menuju ke puncak dengan langkaha kaki yang hati
jangn sampe tergelincir, Dan jangan sampe
menyenggol batu jatuh kebawah
atau dalam istilah pendaki ROCK, Karna dapat membahayakan orang yang
berada dibawahnya , bisa terluka atau
tergelincir. Setelah 20 menit tracking sampe lah kami diitugu abeltasman.
Lukisan Indah dari Puncak Merapi |
Dipuncak
tugu abel ini juga nampak jelas
dibelakangnya berdiri dengan gagahnya
Gunung Singgalang, Lalu didepan hamparan
seperti lapangan bola luas nya. Tidak lupa berfoto sejenak mengabadikan momen
ini.Tidak jarang kami menemui bunga edelweis
di tempat ini. Selanjutnya kami
lanjutkan menuju puncak merpati,
sepanjang perjalan kami berfoto sehingga langkah kami lebih lama
sebelummnya. Karena keasikan berfoto , kabut tebal pun
turun, Kami putuskan untuk kembali ke
tugu abel, Tidak jauh dari tugu abel
saya melihat kebelakang dan terlihat jelas puncak terbuka kembali, Berhenti sejenak di bebatuan yang telah
disusun rapi untuk beristirahat sejeanak memasak air, Saya dan Ridho memutuskan
kembali ke puncak merpati, sehingga
rekan yang lain tinggal. Saya dan rekan
saya Ridho bergegas untuk menuju ke puncak merpati,
Sesampenya
di puncak merpati saya dan ridho langsung disuguhi langit biru, Lalu sambutan
beribu partikel awan atau dalam istilah pendaki
“Negeri Atas Awan”. Semakin bersyukur kami rasakan dipuncak merpati ini,
Kami diberikan kesempatan melihat secar langsung Anugrah cipta tuhan yang
sangat indah dari tempat yang berbeda. Tidak jauh dari puncak melihat dari sisi
yang berbeda terlihat dari atas puncaki Merpat ,hamparan bunga edelweis yang masi mendomisili gunung ini. Bunga
edelweis atau nama latinnya “ Anaphalis Javanica” Bunga ini sangat dilindungi
karena keindahan dan jumlahnya yang semakin terbatas.
Bunga edelweis ini juga
melambangkan Pengorban, Karena untuk
mendapatkan bunga ini butuh pengorbanan yang amat berat, Karena hanya tumbuh di
puncak atau lereng lereng gunung yang
tinggi. Tetapi karna jumlah bunga ini
sudah mulai terbatas jangan coba mengambil atau memetik bunga ini karena
sudah ada larangan ada undang undang. Jika tidak ingin kena pasal perlindungan,
Maka dari itu jangan mengambil bunga ini, Karna lebih baik kita menjaga dan
menikmati bersama indahnya bunga ini sampe anak cucu kita nanti.
Setelah berpuas puasan memandang dan berfoto di puncak merpati , saya dan
ridho kembali turun ke tugu abel, Mengingat teman yang lain menunggu lama
dibawah, Akhirnya kami bergegas turun, sesempaainya kami berdua mendapati mereka sedang asik
berfoto dengan para pendaki lainnya.
Sekarang giliran kami berdua dengan ridho
menunggu mereka yang sedang sibuk sibuknya berfoto dan membuat salam dari kertas yang sudah dibawa
sebelumnya. 30 menit pun berlalu,
kami kembali ke tenda dan menyiapkan sarapan pagi, dengan bekal ala
memasak khas padang, Bang Rijal pun meracik semua bahan yang ada menjadi
berbagai jenis menu makanan yang lezat. Salah satu yang saya suka ketika dia
membuat sebuah Jus tomat dengan dicampur susu, Nikmati sekali, Percaya deh Dia
koki gunung handal yang pernah saya temui di gunung.
Tampak Puncak Merapi dari Kejauhan |
Setelah
makan semua sudah siap dihidangkan kami makan dengan lahapnya, Sambil bercerita
apa resep makan tersebut, Bang rizal
tertawa sejenak, Lalu berkata “ Dengan resep dari mantan” . Katanya . Dan
ternyata usut punya usut , Bang rizal sedang masalaha hati yang dikenal Dalam istilah remaja sekarang yaitu “Galau” karena ditinggal
kekasih nya, Dan kabar buruk wanita tersebut akan menikah dengan pria lain. Kami Sedih mendengarnya, Yang sabar yang bang rizal, Masi banyak
wanita lain diluar sana, Itu sebabnya dia melarikan diri ke gunung untuk
melupakan kesedihan hatinya. Gunung emang paling mengerti yaa. Semua punya
cara untuk keluar dari masalah tersebut, Yang terpenting jangan ada kata
Menyerah.
Hari
pun semakin siang dan terlihat matahari sudah di berada tepat diatas kepala ,
Kami pun mulai bersiap siap untuk turun dan berkemas , Setelah semua selesai di
packing, Kami bersiap Dengan prepare
terlebih dahulu dan prosesi doa. Pukul 13;38 kami bergerak turun bersama
pendaki lainnya. Seperti pendakian semalam kita, juga harus berhati hati dan
jangan salah langkah karna batu batu tajam dan kasar siap menyambut.
Melewati
lorong ,jalan setapak kecil, dan tangga licin, kami terus bergerak memacu kaki
dengan dan mempertahankan badan tetap kokoh. Berbeda dengan pendakian semalam,
Waktu yang dibutuhkan saat turun relatif lebih cepat. Ditengah perjalanan
turun, Cuaca mulai tak berpihak kepada kami, Sehingga hujan turun dan sudah
membasahi kami, Dengan inisaitif dari teman teman kami mendirikan bivak darurat.
Namun apa daya nasi sudah jadi bubur, dan
kami semua sudah basah. 30 menit berlalu
kami putuskan untuk turun walaupuun hujan masi turun namun tidak begita lebat.
Kali ini turun harus lebih hati hati, dikarenakan treck licin diguyur hujan,
dan tidak jarang rekan kami ridho sempat tergelincir namun tidak ada yang
cidera. 10 menit kemudian hujan pun reda. kami terus berjalan dan menemukan
sebuah pos kecil setelah 1 jam berjalan
turun, Dan ternyata orang tersebut team
dari nenek yang kami jumpai mendaki semalah hari.
Kami pun ikut bergabung
untuk beristirahat sembari menghangatkan
badan di api unggun. Seorang wanita
langsung menyuguhkan teh hangat dan indomi kepada kami. Tak basa basi
kami pun menyatap hidangan tersebut dengan lahapnya, Setelah 30 menit berlalu,
Kami pun melanjutkan perjalanan turun dengan meninggalkan para rombongan tersebut.
Dengan tenaga yang sudah
bertambah dan badanyang sudah hangat, dan trek yang sudah tidak sesulit
sebelumnya. Kami dengan semangat berjalan , Setelah 1 jam 20menit berjalan
akhit kami pun tiba di pintu pos pendakian awal Pada pukul 17;05. Melihat
kondisi sudah terlalu sore dan kami memutuskan untuk menginap satum malam di
pos tersebut.
Menu Makan di Puncak |
Malam
pun tiba, Namun bang rizal dan bang Rio harus kembali ke pasaman mengingat
besok dia harus kembali untuk menjalankan tugas dan kewajibannya. Yah sedih sih mereka harus kembali, Dan
singkat rasanya moment ini. Kami pun harus mengerti keaadaan . Sebelum mereka
berdua Kembali kami pun kembali
melakukan ritual minum teh hangat lterlebiih dahulu dan Memasak makan dengan
kali ini koki dari pihak kami.
Jangan
sampe mereka kelaparan nantinya, Mengingat perjalanan mereka ke Daerah Pasaman
± 6 jam perjalanan dengan kendaraan motor. Setelah prosesi makan dan minum
selesai mereka pun akan kembali pasamana, sebelum nya saya memberikan baju
untuk bang rizal dikarenakan baju dia yang sudah lembah di guyur hujan swaktu
pendakiaan, Dia membuka kalung yang ada dileher dan memberikannya pada saya,
Senang sekali bisa mendapatkan kalung yang bercirikan rumah gadang dengan 2
taring yang telah diikat menjadi kalung. Tepat jam 21:00 Kamibersalaman dan berpelukan tanda
perpisahan, Namun bukan ini yang trakhir rencana bila ada
waktu akan berkunjung kedaerah pasaman dengan mendaki puncak atap sumbar
yaitu gunung talau mau, Sambil membawakan tas mereka ke luar , Mereka pun
berlalu. Kami kembali ke pos dan beristirahat karna besok akan menjadi
perjalanan yang panjang.
Pagi
pun tiba dengan cuaca yang menyapa cerah, kami pun bersiap siap untuk kembali. pukul 09:35 Kami
pun meninggalkan pos dengan menumpangi kendaraan grab menuju simpang koto. Sesampenya disimpang koto,kami menunggu Bus
Als, 1 jam lebih pun berlalu, Namun tidak ada satu pun
bus tersebut lewat, Seorang polisi keluar dari pos yang tidak berjauh pos ,
Lalu menghapiri kami karna dan bertanya dengan nada lembut “Hendak kemano dek”
. Kami pun membalas dengan senyum dan berkata mau kembali kemedan.. Lalu bapak polisi tersebut memberikan saran Langsung saja ke terminal bus als di
bukittinggi.
Sekalian bisa keliling kota sembari menunngu jam keberangkatan bus
nantinya. Akhir nya kami pun setuju, Dengan menumpangi sebuah angkot mini
dengan ongkos 5 rb. Kami pun sampe di kota bukitinggi Pukul 11:55 menuju
stasiun bus ALS. Setibanya kami membeli tiket , Dan melihat masi ada waktu 2
jam lagi, Dengan inisiatif dari kawan kawan kami berkeliling kota terlebih
dahulu, Sambil mencari jajanan dan oleh oleh yang akan dibawa kemedan nanti.
Tak terasa jam menujukkan hampir jam kami langsung menuju terminal bus
ALS.
Setelah semua penumpang sudah naik
danbersiap untuk berangkat. Jam 14:50 bus pun berangkat meninggalkan kota
bukittinggi. Saya melihat kiri dan kanan Kota tersebut indah dan sama dingin
seperti kota berastgi, Mungkin nanti
kami akan rindu dengan kota ini,rindu dengan ketinggiannya , Rindu dengan
bahasa nya,Terlebih tawa dan canda yang mereka layangkan walaupun kami tidak
mengerti apa yang meeka katakan.
Semoga kami diberi kesempatan kembali kekota
ini. Dan semoga teman teman yang telah
membaca cerita ini dari atas sampe bawah,semoga teman teman tidak bosan dan
memiliki kesempatan untuk datang kekota ini. Dan terkhusus buat teman teman dan
kru pandan adventure bisa kemari merasakan dinginnya kota ini, dan tidak henti henti mengexplore keindahan
keindahan alam di negeri tercinta ibu
pertiwi.
Salamlestarii.......
0 comments:
Post a Comment