budaya

BUANG SIAL DI PANCURAN PANGLIMA

Pemandangan di sekitaran Pemandian Panglima Deli Tua
Berbagai rupa dan jenis bunga di satukan dalam wadah plastik, jeruk purut yang sedari tadi di asap dengan kemenyan mulai di potong dengan tumbuk lada dan kesemunya di buat dalam satu tempat.

Tarigan, kira-kira umurnya dua puluh enam tahun, mulai agak tenang dan duduk bersila sambil Berdoa di depan pancuran Panglima, setelah sedari tadi sibuk mempersiapkan keperluanya untuk Erpangir (mandi bunga dan jeruk purut) buang sial sore  itu. Jeruk purut dan bermacam bunga mulai di perasnya, ampas sisa perasan di gosok-gosokkanya keseluruh tubuh kurusnya.

"Hampir setiap bulan aku arpangir atau mandi bunga sama jeruk purut di Pancur Pang lima ini bang, biar buang sial, bukan Musrik ya, erpangir ini kan bagian budaya kami orang karo" jelas pemuda lajang ini, " kalau udah siap mandi gina, rasanya badan ini enteng bang sama pikiran mumet jadi plong" tambahnya sebari menggosok kakinya dengan sisa perasan jeruk purut.
Tarigan Tampak Sibuk Mandi Bunga di Pancuran Panglima
 Pancur Panglima memang menjadi lokasi kesukaan Tarigan untuk erpangir alasanya karna airnya yang jenis, bersih dan segar selain itu, kata Tarigan kalau erpangir di pancuran ini biasanya doa-doa yang di minta bisa terkabul.

Pancuran panglima ini lokasinya tidak jauh dari pancuran Putri Hijau atau pancur Gading, jaraknya sekitar dua Ratus meter saja, berjalan mengikuti jalan setapak. Tak beda dengan pemandian putri hijau, pancur panglima juga memperlihatkan warna hijau yang mencolok dari setiap bangunan yang ada di sana.

Sepanjang perjalan menuju pancuran ini kita akan di manjakan dengan pemandangan sawah yang apik dan selaras dengan hijaunya perkebunan warga, udara sejuk akan menemani langah menuju pancuran.
 
Tampak Dari Kejauhan Pemandian Panglima
Taklama berselang, air perasan jeruk dan bunga mulai di basuhkan Tarigan kesekujur tubuhnya, hampas perasan tampak menempeli badan Tarigan tapi tidak kembali di basuhnya " kalau ampas-ampas sisa ini harus yang boleh di buang atau mandi lagi balik bang, biar wanginya tetap lengket" jelas Tarigan sebari tersenyum lebar.

Setelah mandi bunga selesai, lelaki mudah senyum ini melanjutkan dengan menyalakan rokok kereteknya di mimbar yang terdapat di samping pancuran sebari berdoa kembali, jejeran bunga, sirih dan bakaran kemenyan tampak tertata rapi dan apik di atas mimbar tersebut.
Warna Hijau Tampak Dominan di Pancuran Panglima
 Saat matahari mulai menyudut sore itu, para pengunjung semakin ramai berdatangan, denga  tujuan yang sama dengan Tarigan yaitu erpangir, memang lokasi ini memang menjadi lokasi pilihan bagi anak muda yang ingin buang sial atau sekedar mebersihkan diri dengan erpangir.

Jalan Setapak Menuju Pancuran

Objek wisata Pancuran Panglima ini tidak jauh dari Kota Medan, hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai di lokasi. Masuk dari Deli Tua menuju ke Jalan Bunga Pamah, Kecamatan Deli Tua Barat, lalu masuk melewati hamparan sawah.

Kalau dari Johor juga bisa. Dan bila berniat ke tempat ini tidak mau ramai, diusahakan tidak datang pada Hari Sabtu/Minggu, Karena dipastikan akan sangat ramai pengunjung yang akan datang. Selamat berwisata.



About pandan adventure

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.