wisata

SUYATNO DAN KERETA API TUA

Tampak Sutyatno dan Lokomotif Kereta Api Uap Peninggalan Kolonial Belanda

Suyatno tampak duduk menyila diatas lantai seman sebari bersandar kepagar besi yang ada di belakangnya, wajahnya tampak murung sambil melototi smartphone yang ada di tangan kirinya, sesekali matanya yang sayup melempar pandangan ke mobil taksi yang diparkirkanya pas di samping Jl. Kereta Api, Kesawan tempatnya beristirahat siang yang trik itu, berharap ada penumpang yang meminta jasanya.

Hampir dua bulan Suyatno menggeluti pekerjaan supir taksi, katanya setelah dia pulang menjadi TKI ke Negara tetangga. Saat siang tiba bapak yang memiliki enam orang anak ini akan memacu setir bundarnya mengarungi kemacatan kota menuju ke Setasiun Kereta Api yang lokasinya berseberangan dengan Lapangan Merdeka, tepatnya di samping lokomotif uap kereta api tua peninggalan kolonial belanda yang di pajang di samping terminal kereta, lokasi ini menjadi tempat kesukaan Suyatno beristirahat sambil menunggu penumpang.
Tampak Lokomotif Tua yang Menjadi salah satu Ikon Kota Medan
“Kalau siang atau sore aku pasti mangkal di sini sambil istirahat, tah kenapa rasanya senang aja istirahat sambil memandangi kereta api tua ini, mungkin mengobati rasa rindu sama anak-anak dan isteri yang ada di kampung kali ya, karna mereka itu senang sekali naik kereta api” cerita Suyatno.

Rupanya Suyatno juga paham betul akan sejarah perjalan lokomotif uap kereta api  yang ada disampingya itu, tampanya dia juga tak mau sekedar istirahat sambil menunggu penumpang saja disana (samping lokomotif ). Rasa penasaranya akan sejarah kereta api itu membuatnya sering mecari informasi tentang lokomotif tua, terkadang kalau ada petugas kereta api yang menjadi Penumpangnya, bapak enam orang anak ini juga berusaha menggali informasi lebih dalam dari mereka.
 
Lokomotif  Tampak dari Samping
Kadang kalau ada pelancong yang datang, Suyatno berusaha berkominasi dengan mereka sebari menjelaskan apa yang ia tahu tentang kereta api masa kolonial belanda itu, “ kadang kalau siang-siang atau sore ada saja orang datang kesini, mereka foto-foto di atas kereta api ini, yah, terkadang aku berusaha juga menjelaskan kepada mereka tentang sejarah kereta api ini, seperti pemandu gintu” tutur suyatno sambil melempar senyum kearah kami.

Dari sejarah yang sudah berlalu ternyata kereta ini dulu menjadi sarana transportasi pada masa pemerintahan Kolonial Belanda di Medan, yang mulai bergerak pada tahun 1864 untuk menjangkau perkebunan. Lokomotif Uap ini juga di gunakan untuk menarik gerbong kereta api pengangkut hasil perkebunan dan pekerja kebun dimasa itu. Perusahan yang menangani kereta api ini pertama kalinya bernama Deli Spoorweg Maatchappji (DSM).
Sebagian dari Lokomotif  Mulai Keropos dan Berkarat
Lokomotif Kereta Api Uap ini pernah aktif di Sumatera Utara,Medan (Divre 1) di masa kerajaan Kesultanan Deli  Kereta Uap dengan nomor Seri C4 I melayani Rute Ke Belawan, Besitang dan Pancur Batu dengan menggunakan bahan bakar uap dari Batu Bara.
Mengamati Aktivitas Kereta Api dari dalam Lokomotif Uap Peninggalan Belanda
Ketera api peninggalan kolonial belanda tersebut memang menjadi salah satu ikon kota Medan dan menjadi lokasi tujuan wisata kota Medan dengan sejarahnya yang sangat penting bagi awal mulanya perkereta apian di Sumatera Utara, di lokasi ini para pelancong juga bisa mendapat  pengetahuan baru sambil berwisata, tak ada pungutan biaya bila kesana, anda juga bisa menambah foto koleksi anda dengan berlatar belakang kereta api tua ini sesukanya.

Bila ingin ke sana, lokasinya tak jauh dari Lapangan Merdeka tepatnya berada di samping setasiun Kereta Api Medan, dan jika berjumpa dengan pak Suyatno jangan sungkan memintanya untuk memandu anda. Selamat berwisata dan jangan buang sampah sembarangan ya.

Salam Lestari.


About pandan adventure

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.