wisata

SENJA DIPENGASINGAN BUNG KARNO

Patung Bung Karno Tampak Gagah berada di Depan Rumah Pengasingan

Cuaca terik menyumbang kegerahan kami diperjalanan pulang menuju Medan sore itu. Berakhir di Siosar, liburan kami sudahi karena hari itu sudah hari Minggu dan Senin sudah wajib kembali ke rutinitas. Namun masih ada beberapa jam lagi untuk beristirahat sebelum kembali ke Medan. Salah satu kru Pandan menyumbang ide untuk mengunjungi Rumah Pengasingan Soekarno yang berada di Berastagi, yang lain langsung mengamini.

Sisa minggu kami habiskan di sana. Di tanah seluas satu setengah hektar. Tampak bunga bougenville layu yang tumbuh tepat di pintu gerbang masuk menjadi saksi perjuangan Soekarno dan kawan-kawan yang di ciduk oleh Belanda pada tahun 1948 karena berusaha melawan penjajahan waktu itu, seolah menyambut kedatangan kami. Mata kami di manjakan oleh rumput jepang yang menutupi tanah bak permadani yang terbentang. Tampak barisan-barisan pohon pinus yang memecah langit disekeliling areal rumah itu.
Gerbang Rumah Pengasingan yang kini menjadi Mess PEMPROVSU
Dari catatan sejarah, tiga putra indonesia pernah diasingkan ke sini oleh belanda yaitu Bung Karno, Sjahrir dan Haji Agus Salim, hal ini karna Agresi Militer Belanda II pada tanggal 22 1948. Mereka di tangkap di Yogyakarta kemudian di bawa ke Tanah Karo Tepatnya Berastagi selama 12 hari. Rakyat karo saat itu mendengar bahwa Bung Karna berada di berastagi, sontak banyak masyrakat ke sana mengunjungi bung karno dan kawan-kawan, melihat hal tersebut Para Tentara Belanda memindahkan bung karno ke Parapat katanya karna masalah keamanan, begitulah sekilas informasi yang kami dapat dari penjaga pengasingan ini.

Setelah selesai mendapat penjelasan dari penjaga mess, kami pun berteduh di bawah pohon beringin yang membentuk payung sehingga melindungi kami dari kegagahan matahari sebelum kembali keperaduan. Ada beberapa pohon besar yang rindang di sana, menambah sejuk udara di tengah teriknya sang surya.
Suasana yang Asri di Sekitaran Rumah Pengasingan 
Kami, kru Pandan beristirahat diatas matras yang dibentangkan di atas rumput sambil memandangi rumah putih yang terbuat dari kayu jati itu. Rumah yang luasnya sekitar 20x30 meter persegi itu masih tampak kokoh sejak dibangun pada tahun 1719. Dulunya rumah bergaya Eropa klasik itu dihuni oleh seorang perwira Belanda.

Sejak dipugar pad 21 Juni 2005, rumah tahanan Bung Karno tersebut resmi menjadi mess Pemerintahan Sumatera Utara. Pada saat itu juga, monumen Bung Karno setinggi 7 meter di bangun di pelataran depan sebagai tanda sejarah atau pengingat perjuangan Bung Karno dan kawan-kawan saat di asingkan ke Tanah Karo.

Pemugaran dilakukan tak lantas mengubah bentuknya. Hanya saja, cat lama semakin tak terlihat karena dicat kembali sedemikian rupa sebagai bentuk pemeliharaannya. Bercat putih dan beratapkan seng berwarna merah menambah kesan ke-Indonesiannya.
Tampak Rumah Pengasingan Masih Berdiri Kokoh 
Bila ingin berkunjung ke tempat ini, untuk menikmati udara sejuk Berastagi sekaligus berwisata sejarah, ada baiknya datang di hari biasa, karena pada hari libur, biasanya tempat ini digunakan untuk menginap para tamu dari berbagai daerah.

Beralamat di Jalan Sempurna, Lau Gumba Berastagi. Dari jalan besar kita harus berjalan sekitar 300 meter untuk sampai tepat di Rumah Tahanan Soekarno. Selamat Berwisata.
Salam Lestari.

About pandan adventure

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.