Pagit-pagit yang merupakan Salah Satu Makanan Khas Karo yang Tergolong Extrem Tersaji di Depan Mata |
Karo adalah suku asli yang mendiami dataran tinggi Karo. Nama suku ini dijadikan nama Kabupaten yang berada di Sumatera Utara yang dinamai Kabupaten Karo. Suku Karo mendiami dataran tinggi karo (karo gugung), Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kota Binjai, Kabupaten Dairi, Kota Medan, dan Kabupaten Aceh Tenggara. Suku karo juga memiliki bahasa tersendiri yang disebut Bahasa Karo, dan memiliki salam khas, yaitu Mejuah-juah.
Tanah
Karo merupakan daerah dataran tinggi yang berada di Sumatera Utara, kira-kira
72 Km dari Medan atau ibu kota provinsi Sumatera Utara, atau sekitar 2 jam
perjalanan dari Kota Medan. Pusat
pemerintahan Kabupaten Karo berada di kota Kabanjahe sekitar 15 menit dari kota
wisata Berastagi. Tanah Karo tidak hanya memiliki pemandangan alam yang indah
dan udara yang sejuk serta penduduk yang ramah, orang karo juga mempunyai
banyak sekali warisan masakan tradisional yang dijaga kelestariannya oleh
seluruh orang Karo. Salah satu warisan masakan khas dari Tanah Karo adalah Pagit-pagit atau sering juga disebut
dengan nama Trites.
Makanan yang kaya Rempah-rempah |
Masakan
yang satu ini biasanya dihidangkan pada acara-acara tertentu saja seperti acara
syukuran panen raya masyarakat karo atau sering disebut dengan pesta kerja tahun atau Merdang Merdem. Pesta kerja tahun ini biasanya dilakukan sekali
setahun, setelah masyarakat karo selesai melakukan panen padi. Untuk melengkapi
acara ini biasanya menghidangkan masakan pagit-pagit tersebut.
Bahan
utama pembuatan pagit-pagit ini diambil dari rumput yang ada di lambung sapi
saat disembelih. Tapi jangan salah, rumput ini belum jadi kotoran karena rumput
ini diambil bukan dari usus besar sapi, kerbau atau kambing melainkan rumput
ini masih segar karena ketika kerbau atau sapi memakan rumput maka rumput yang
baru dimamah di mulut sapi, kerbau atau kambing akan ditelan dan dimasukan
kedalam lumbung penyimpanan (perut besar) dan kemudian akan dimamah kembali,
baru rumput tersebut akan dimasukan kebagian pencernaan.
Rumput yang berada di Usus Besar Sapi ini lah yang menjadi bahan utama Masakan Khas Pagit-pagit ini. |
Rumput
yang terdapat pada lambung sapi diambil dan diperas dengan mengunakan kain
tipis. air perasan rumput tersebutlah yang dijadikan bahan utama untuk membuat
makanan pagit-pagit ini. Air perasan dari rumput tersebut kemudian direbus 2-3
jam perebusan untuk menghasilkan kaldu.
Kaldu
yang dihasilkan dari perebusan masih berbau amis, jadi untuk menghilangkan bau
amisnya, biasanya rebusan kaldu ditambahkan dengan kulit pohon cingkam (red-karo) dan ditambah susu
segar.
Masakan
pagit-pagit ini biasanya dimasak dengan jeroan, tulang lembu, kerbau, kambing
atau kikil dan biasanya dicampur juga dengan daun ubi, rimbang untuk menambah
kelezatanya. Sedangkan untuk bumbu-bumbunya, cabai, bawang, serai, jahe, asam
yang cukup banyak, rimbang, daun jeruk purut dan lainya.
Tidak
semua orang Karo mahir meracik dan memasak makanan khas Karo yang satu ini,
biasanya yang memasak makanan ini diperlukan keterampilan khusus karena tidak
jarang jika dimasak oleh yang bukan ahlinya maka masih berbau amis yang
menyengat.
Saat
pertama kali melihat masakan pagit-pagit ini tidak terlalu menarik, warna kaldu
dan aromanya membuat orang enggan mencicipinya. Namun, pagit-pagit ini memiliki
cita rasa tersendiri dan biasanya orang akan ketagihan untuk mencicipinya
kembali. Selain itu kandungan tanin pada pagit-pagit berkhasiat mengobati
penyakit maag dan melancarkan pencernaan.
Makanan ini bukanlah makanan yang mudah diolah
dan didapatkan sehingga keberadaannya pun sangat langka. Anda bisa mengunjungi
langsung Tanah Karo atau berkunjung ke rumah makan khas Karo di kota anda yang memang
menyediakan masakan ekstrim ini.
Pada
kegiatan Pesta Tahunan atau merdang
Merdem makanan khas ini dapat dengan mudah kita nikmati karna biasanya
setiap rumah pasti menyediakan makanan ini untuk para sanak-saudara atau tamau
yang datang.
Yang mau mencoba memasak masakan khas karo ini
di rumah bisa mempersiapkan bumbu dan bahan seperti trites 2 kg, usus/cincang ½ kg, tulang
kerbau, daging lembu atau kambing 1 kg, kulit cingkam secukupnya, kikil 1 kg,
kelapa 2 butir, daun jeruk purut 5 lembar, serai 3 biji, cabe besar secukupnya
(menurut selera), cabe rawit secukupnya (menurut selera), bawang putih 6 siung,
bawang merah 6 siung, kunyit 1 butir (agak besar), jahe seruas jari, kemiri 20
buah, asam patikala 15 buah (as arias), garam secukupnya, rimbang secukupnya,
daun ubi secukupnya danyang terakhir untuk menambah cita rasanya, tomat 3 buah.
Pagit-pagit Siap untuk di Santap |
Cara
membuatnya, trites dicampur dengan air sebanyak
1 gelas, lalu diperas, sisihkan ampas dari airnya. Air perasan ini yang
akan dipakai, setelah itu ampas yang sudah disisihkan tadi dicampur lagi dengan
air putih lalu diperas kedua kalinya, lalu ampas sisa perasan bisa dibuang. Air
hasil perasan tadi disaring dengan kain kasa yang bersih dan selanjutnya
dimasukkan ke dalam wadah untuk dimasak (di Karo biasa dibuat kudin taneh) lalu
dimasak di api hingga mendidih.
Selanjutnya
masukkan cabe, jahe, kunyit dam bumbu-bumbu lainnya. Setelah mendidih masukkan
daging, tulang dan kikil, tunggu sampai masak. Setelah daging, tulang dan kikil
matang masukkan daun ubi dan rimbang, masukkan santan kelapa dan tomat. Tunggu
sampai mendidih. Setelah mendidih pagit-pagit siap untuk disajikan. Selamat
mencoba.
0 comments:
Post a Comment