gunung

HENDRIK TARIGAN : JATUH CINTA PADA PANDANGAN PERTAMA




Hendrik Tarigan Bersama Vivi Br Tarigan. Tarigan Bersaudara  si Pemburu Langit Jingga

Jika Hidupku tinggal semalam lagi alangkah senangnya hatiku di malam terakhir itu bisa bersamamu melihat lukisan indah Sang Pecipta pada lembah dan Hutan, melukis cinta kita di antara bintang-bintang malam dan menitip puisi indahmu pada angin sepi yang berhembus. 

Cinta selalu membuatku untuk kembali kepadamu, memelukmu, mencumbu dan membelaimu adalah rinduku yang meringankan hati dan langkahku pulang ke pangkuanmu. Begitulah penggalan kata yang terucap di bibir seorang pendaki pemula yang jatuh cinta pada saat pendakian pertamanya ke Gunung Sibayak Kabupaten Karo. 

Namanya Hendrik Tarigan salah satu kru Pandan Adventure, masih tersimpan jelas di memori ku pada saat pendakian pertamanya ke Sibayak, sepanjang perjalanan tak henti-hentikanya pemuda kekar ini mendokumentasikan pesona sibayak dengan telpon genggamnya, walaupun pada saat itu pendakian kami lakukan pada malam hari.

Kopi Hitam Rasa Alam, Karna Kopi Mengajarkan Arti dari Sebuah Kejujuran.
Sesekali carier yang dia bawa terlihat tersangkut di kayu perdu dan tebing batu saat menjangkau sudut-sudut indah yang ia ingin simpan untuk oleh-oleh di HPya. Walaupun lelaki ini merupakan putra karo, lahir dan tumbuh besar di Tanah karo, tapi dia tak pernah punya kesempatan untuk mendaki gunung yang terletak tak jauh dari kota wisata Berastagi itu karna kesibukanya menjadi salah satu Atlit Nasioanal. 

Hari itu saat dia mendapat libur panjang dari latihan, karna baru saja mengikuti PON di Jawa Barat dan membawa oleh-oleh mendali emas buat Tanah Karo. Kami pun "menculiknya" dan membawanya ke puncak sibayak. Malam itu pengalaman pertamanya di Puncak Sibayak. 
 

Alam Selalu Mengajarkan Arti Dari Sebuah Perjuangan dan Kebersamaan
Perjalanan yang panjang dan malam yang dingin kami habiskan bercerita dan berbagi pengalaman. Sehabis makan malam, Kru Pandan Joel Tarigan dengan sigap langsung menyiapakan kopi hitam, maklum lah kru pandan yang satu ini memang pecinta kopi dan tak pernah lupa menu yang 1 ini dibawanya setiap kali pendakian. 

Sebari menyerudup kopi hangat di puncak sibayak yang dingin, bang Kempu Raja Lembing membuka cerita mengenai legenda dan mitos yang ada di masyarakat karo mengenai gunung indah ini. 

Malam itu bulan tak malu menunjukkan cahayanya, menerangi seluruh puncak sibayak, diskusi kami juga lebih menarik lagi karna sesekali angin yang bertiup membawa dingin dan suara raungan kawah yang tak berhenti. Waktu begitu cepat berlalu, perjalanan hari itu menggoreskan banyak cerita bagi hendrik dan perjalan itu juga membuatnya jatuh cinta dengan bru karo Gunung Sibayak. 

Cerita Cinta dari Sebuah Perjalan yang di temani Tawa dan Canda
Setalah setahun tak berjumpa dengan pujaan hatinya maka sabtu kemarin hendrik kembali menyapa dan membelainya. Pendakian kali ini dia berusaha lebih dekat dan melepas rindu sebari membelai angin dan embun yang terhempus menyentuh kulitnya. "Biarkan ku nikmati indahmu, melepas rinduku untuk mengisi rongga-rongga hatiku" teriaknya saat sampai di Puncak sibayak.

"Jika malam ini malam terakhirku maka aku ingin menikmatinya bersamamu cintaku, jika malam ini malam terakhirku biarkan aku memandangi indahnya dari puncakmu sayangku, ajari aku arti keiklasan, ajari aku memberi tanpa berharap apa pun, karna kamu selalu ada buat aku dan mereka yang datang mendakimu

Kau selalu ramah menyambut bermacam orang yang menginjak rumahmu walaupun terkadang yang datang mengotori dan mencoret-coret wajahmu". "Kamu masih tersenyum walau banyak orang mengisi perut sejengkalnya yang tak kenyang-kenyang dan pundi-pundi Rupiahnya yang tak pernah penuh dengan menjualmu dan mengatasnamakan melindungi serta menjaga kelestarianmu. Aku lihat kamu masih bisa tersenyum walau pilu di hatimu". Pancaran kata yang dari wajah murung hendrik melihat cintanya. 
 

Sahabat tak akan Terganti walau waktu tak mau Kembali
Malam berganti pagi, mentari mengintip dari ventilasi tenda kami, kicauan dan nyanyian embusan angin puncak terdengar kala bersentuhan dengan tebing bebatuan sibayak membangunkan kami dari tidur nyenyak sejuta mimpi.

Pagi yang benar-benar indah karna udara segar dan sejuk langsung mengisi seluruh paru-paru, embun yang berhembus menutupi pucak hutan di bawah sibayak seakan berlari dan menari berpindah tertiup angin pagi. Cinta yang sempurna bagi kami pendaki pemula.
 

Pagi yang Benar-benar indah saat kita masih bisa menggila seperti Kids Jaman Now dan Sibayak Masih Menyambut kita dengan Gaya yang berbeda
Mari kita jaga Sibayak Kita. Pesan kami pendaki Pemula. Pandan Adventure..!!!

About pandan adventure

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.