Buat penikmat dan pecinta keindahan
alam yang berada di Sumatera Utara pasti tahu dong
Kabupaten Karo atau sering juga di sebut dengan Tanah Karo. Kabupaten ini
merupakan daerah dataran tinggi, dengan ketinggianya berada antara 600
Mdpl sampai dengan 1.400 Mdpl. Karna letaknya berada di daerah dataran tinggi
menjadikan kabupaten ini kaya akan objek wisata alam. Mulai dari gunung, danau,
air terjun, dan goa semuanya dimiliki oleh daerah ini. Ada beberapa lokasi
wisata alam yang ada di tempat ini masih belum banyak yang diketahui oleh
masyarakat luas, dengan kata lain
beberapa objek wisata itu hanya diketahui oleh masyarakat sekitar tempat itu
saja.
Dan kali ini Pandan akan berbagi cerita tentang salah satu objek
wisata alam yang berada di salah satu desa
sebelah barat Tanah Karo tersebut. Jadi penasaran kan..???. Ok langsung
saja…!!! kita akan bercerita tentang keindahan suatu tempat yang bersembunyi di
perut bumi tanah karo, apa itu...? hahha... hahahah.. pasti muncul pertanyaan
itu bukan..?
Tempat itu merupakan sebuah Goa, masyarakat sekitar
menyebutnya ''Goa Ulu Lau'' (Mata air dalam bahasa Indonesia),
awalnya rencana untuk mengunjungi tempat ini juga sesungguhnya sepontan saja. Semuanya berawal dari diskusi ringan dengan
salah satu Om dari ibu salah satu kru pandan (bahasa karo dipanggil ''MAMA''), pada saat ada acara budaya yaitu
pesta panen (''Kerja Tahun'' dalam bahasa
karo) awalnya kita cerita tentang salah satu tempat yang baru beberapa hari
yang lalu kita kunjungi yaitu goa liang dahar yang merupakan salah satu Goa
yang sudah lumayan banyak dikenal oleh para penikmat Alam di Tanah Karo.
Dan saat itu si mama ini bertanya “ pernah dengar nama tempat di kampung kita
Goa ulu lau”.? tanyanya, sontak saja
pertanyaan itu mengundang rasa penasaran dalam diri, dengan rasa ingin tahu
yang besar kami menjawab pertanyaan itu, “belum pernah ma” jawab kami.
Dia bercerita kalau nama tempat itu adalah
Goa Ulu Lau, penyembutan ini karena
dari perut goa tersebut ada mata air yang besar (Lau Mbelin masyarakat setempat
menyebutnya ) atau dalam bahasa indonesia ''Lau Mbelin'' artinya ''Air Besar'',
dan dia menyarankan agar mencoba untuk
mengunjunginya.
Karena
rasa penasaran yang besar, kami berusaha mencari informasi mengenai goa
tersebut dari beberpa masyarakat desa, informasi yang di dapat bahwa goa
tersebut di keramatkan olah masyarakat desa, banyak cerita mistis mengenai goa
tersebut.Dari informasi tersebut kami semakin penasaran menjajal masuk kedalam
goad an merasakan aura mistis yang di ceritakan masyarakat tersebut.
Akhirnyaa, petualangan dimulai, dengan bermodalkan perlengkapan
apa adanya kita meneguhkan tekat masuk ke perut bumi tersebut. Pagi hari kira-kira
pukul 11 kita mulai perjalanan ke tempat tersebut, perjalanan kita hanya
memerlukan waktu sekitar 20 menit saja menggunakan sepeda motor ke desa tujuan,
namun dari desa tujuan kita masih harus melanjutkan perjalanan ke bibir gua
dengan berjalan kaki.
Mulut
Goa Tertutup Oleh Ranting dan Dedaunan Menjadi Tanda Goa ini Masih Terjaga
|
Kira kira jam 12:30 kita sudah sampai di bibir goa, dan sebelum melakukan petualangan, terlebih dahulu kita sempatkan untuk memanjatkann doa kepada sang kuasa untuk kiranya perjalanan ini nantinya akan berjalan baik. sehabis berdoa kita memulai perjalanan. namun pada saat akan melakukan penelusuran akan tempat ini salah satu teman yang juga Om saya, mulai mencari cari lokasi mulut Goa.
Mulut goa memang tersembunyi dibalik rimbunya
pepohonan yang ada ditempat tersebut. kami mulai berfikir kalau tempat ini
pastinya masih alami karna begitu lebat pepohonan yang tumbuh di mulut goa
tersebut, yang artinya tempat ini masih jarang dikunjungi.
Dari kejauhan suara penunjuk Jalan mulai memanggil yang
menandakan mulut Goa sudah ditemukan, begitu sampai di mulut Goa saya mulai
bingung karena mulut untuk memasuki goa yang satu ini agak berbeda dengan Goa
yang sebelumnya ane kunjungi, dimana keadaan mulut Goanya sangat kecil,
dan untuk bisa masuk kedalam kita harus merangkak dan berjalan mundur.
Mulut
Goa ini Sangat Sempit
|
Sesampainya didalam Goa pemandangan indah mulai terlihat
jejeran stalaktit stalakmit mulai
menyapa kami, ruangan yang lumayan luas dengan ukuran kira kira 10x15 meter
mulai kami jajal, sambil merengsek
masuk, kami mulai menikmati setip sudut gua tersebut, walau dengan kondisi air
yang sampai selutut antusias kami untuk menyusuri tempat tersebut tak kunjung
surut. |
Udara yang dingin dan lembab mulai terasa menusuk
kulit namun rasa ingin tau lebih membuat hal itu semuanya tak menjadi gangguan
buat kami, batuan stalaktit dan stalakmit yang masih terjaga dan tumbuh
banyak hal ini kalau menurut perkiraan saya diakibatkan oleh aliran air.
Salah
Satu dari Sekian Banyak Keindahan didalam Perut Goa
|
Di
perjalanan teman om ini menunjukkan sebuah bongkahan batu yang mirip seekor
buaya, dan setelah saya amati cukup lama ya memang agak mirip seekor buaya, dan
di samping kanan saat perjalanan juga terdapat sebuah batu yang bentuknya
hampir sama seperti sebuah tempat duduk, unik memang.
|
Perut
goa masi terus kita kunjungi dan sesekali saya berhenti untuk mengabadikan
keindahan tempat tersebut, namun diakhir perjalanan kita agak terhambat karena
kondisi air yang yang dalam maka kita mencoba menyusuri ruang yang lebih kecil
dan di dalamnya terdapat sarang kelelawar, dengan hati hati kita menyusuri
tempat tersebut, sampai akhirnya posisi ruang yang tidak memungkinkan untuk
melanjutkan perjalanan dan terpaksa kita berhenti, hal ini diakibatkan karena
ruang tersebut sudah semakin kecil dan sangat sulit untuk memasukinya.
Diujung lorong gua tersebut kita berhenti sejenak dan
mulai bercerita akan tempat tersebut, mulai dari cerita mistis, sampai lokasi
lain yang memiliki tempat seperti tempat tersebut, puas bercerita kita
memutuskan untuk kembali. sambil menusuri ruangan didalam gua tersebut dan
sambil menikmati keindahan stalaktit,
stalakmit tentunya saya tidak lupa mengabadikan gambar.Sebuah
pengalaman berharga dan rasa penasaran kami terbayar sudah.
Berapa panjang bro...
ReplyDelete