wisata

MEMELUK INDAHNYA AIR TERJUN DWI WARNA



Indahnya Air Terjun Dwi Warna Tesembunyi Juh di Dalam Hutan Sibolangit

Mata ku tak berhenti melirik indahnya, sebari duduk di atas batu besar yang bersemedi di depanya, ku pandangai terus dan sesekali ku lempar senyum karna takjud akan indahnya, suara gemuruh merdu panggilanya terdengar hingga ke dalam hutan lebat Sibolangit, memanggil siapa saja di sana, tanpa dia tahu ku abadikan cantiknya dengan kamera ponsel yang ku bawa. Tak henti aku berpindah dari satu pijakan ke pijakan lainya untuk mencari sudut-sudut yang berbeda melukisnya dengan kamera mungil yang terselip di saku celana.     

Sang fajar sore itu kembali ke peraduanya, garis-garis cahaya merah kekuning-kunginang di tambah warna hitap gelap dan di ujung perpaduan warna itu terlihat cahaya surya melempar senyum menandakan sore akan beganti. Embusan angin sedu sunyi berbarengan dengan aktifitas manusia lalu lalang  dan tanpa senyum terus melintas  sebari memacu waktu membuat sore itu ibarat berada di antara mahluk-mahluk asing tanpa ada rasa sapa.

Di ujung terotoar jalan itu tampak sekumpulan orang dengan tas besar lengkap menenteng tas selempang sibuk mengamati kendaraan yang lalu lalang dan sesekali melirik jam tangan yang ada di tangan kirinya.

 Dari kejauhan pas di seberang lampu merah sebari menunggu tanda lampu hijau aku mengamatinya, dari wajahnya terlihat cemas dan bosan menunggu rekannya yang lain yang belum juga menampakkan diri.

Ternyata mereka adalah kru salah satu kumunitas Pecinta Alam, Ya hari itu seluruh kru Pandan Adventure berencana menikmati dan bercengkerama bersama ke salah satu objek wisata yang luar biasa indahnya, berada tersembunyi di dalam lebatnya hutan Sibolangit, air terjun Dewi Warna begitu lah penyebutan orang -orang ke air terjun indah ini, ada juga yang menyebutnya pemandian putri dan nama-nama lainya yang menggambarkan keindahannya.
 Kru Pandan Adventure Sesaat Sebelum Keberangkatan
Waktu menunjukkan jam setengah tujuh malam, langit malam itu sudah tertutup gelap sempurna, dari waktu yang di jadwalkan untuk berangkat molor lebih kurang satu jam setengah, hal ini karna aktivitas seluruh kru pandan adventure hari itu berbeda-beda dan padat, ada yang kuliah dan ada juga yang kerja.

Setelah semua kru berkumpul, Larka sebagai kordinator keberangkatan malam itu mulai mengecek satu persatu perlengkakan dan logjstik yang akan di bawa. Tanpa menunggu waktu yang lama seluruh kru mengikuti perintah Larka untuk mengecek perlengkapan supaya tidak ada yang tertinggal.

Tepat pukul tujuh malam, petualangan malam itu pun di mulai, transpostasi dengan menggunakan angkutan umum menjadi pilihan kami, satu persatu carriel di naikkan ke tas atap bus, ya, atap bus ini menjadi tempat paforit  bagi anak muda saat ingin engtrip ke dataran tinggi karo. Tanpa banyak aba-aba mulai kami panjat tangga besi untuk bisa dengan cepat duduk di atas atap bus malam itu.

Tak berselang beberapa lama bus yang dari belakang mulai mengkelekson bus yang kami naiki, bertanda bus yang kami naiki harus segera berangkat, udara yang panas dan sumpek tadi berlahan berganti dengan hampasan angin malam yang menerjang seluruh badan kami, suara teriakan angin terasa keras terdengar di telinga, seketika sejuk lah malam itu.

Dari atap bus suasana keakrapan mulai terasa, duduk saling bersempit-sempitan di tambah saling tegur sapa antara sesama di atap bus memecah keheningan sesaat sebslum bus melaju di jalan aspal.
Malam itu suasana ngtripnya sangat berbeda denga  ngtrip-trip pandan yang biasanya, karna ngtrip malam itu merupakan kegiatan menyambut keluarga baru pandan angkatan yang ke dua, suasana yang kompak dan penuh dengan rasa kebersamaan dan kekeluargaan di tambah keluarga baru angkatan ke dua yang dengan cepat beradaptasi dengan anggota pandan lainya menjadi kebanggan tersendiri bagimseluruh kru pandan.

Tanpa terasa bus yang kami tumpai sudah sampai di sembahe kab. Deli Serdang, laju bus yang kencang menungkik di setiap tikungan membuat perut kami terasa di goncang-goncang, supir bus ini sekan enggan menurunkan gas bus walaupun akan melintasi tikungan tajam sembahe. Untung saja pak supir ini sudah hapal setiap jangkal jalanan menuju dataran tinggi karo, kalau tidak bisa jasa langsung masuk ke parit atau jurang yang menganga lebar di pinggir tikungan.

Sekitar dua puluh menit dari sembahe dan tikuangan-tikungan mautnya akhirnya kami sampai di bumi perkemahan peramuka Sibolangait, ya pemberhentian kami malam itu pun tepat di depan salah satu sekolah di Desa Bandar Baru, dari sana seluruh kru akan berjalan kaki ke posko registerai yang berada tak jauh dari PTPN 7 bumi perkemahan sibolangit.

Jalan yang gelap tanpa lampu penerangan di tambah becek dan berbatu menyambut langkah kaki kami malam itu, butuh sekitar lima belas menit berjalan kaki melewati jalan beraspal dan berbatu agar bisa sampai di posko registerasi, posko registerasi ini berada di dalam lapangan perkemahan peramuka.

Tanpa banyak menunggu aba-aba mulai kami langkahkan kaki ini ini mebelah kesunyian malam, yang terdengan hanya hentakan kaki bersuara serentak, senter yang kami bawa membelah gelap yang tampak hanya gelap sepanjang mata melihat.

Tak terasa cahata tampak di ujung jalanan berbatu dan becek itu, di bawah cahaya yang membelah kegelapang itu tampak beberapa orang yang asik duduk sebari mengoberol, dari kejauhan tak begitu jelas paying yang sedang di bicarakanya tapi tampaknya ada topik yang sangat-sangat serius dan penting sedang di bicarakanya, tampak dari wajahnya yang serius.


Kru Pandan Adventure Sesaat Sebelum Keberangkatan Mausuk Kedalam Hutan, Melakukan Regiterasi dan Pembayaran Retribusi di Posko  

Petugas Retribusi Dwi Warna
Langkah-demi langkah kami berjalan menuju cahaya tadi, ternyata cahaya terang di sudut jalan itu merupakan posko registerasi bagai siapa saja yang hendak berkemh di sana, di dalam posko itu duduk seorang lelaki bertubuh subur dengan memakai kaos kutang, pandanganya tampak fokus kearah rombongan kami yang membuat bulatan kecil tak beraturan di depan posko, di depan tempat duduk lelaki berlemak itu tampak sebuah buku tamu yang wajid hukumnya di isi bagai siapa saja yang ingin ngkem atau sekedar menikmati alam sibolangit.

Setelah diskusi dengan seluruh kru pandan, maka shepta sembiring mendekati pemuda berlemak itu, ya wajib hukumnya untuk melakukan pembayaran retribusi kalau mau ngkem atau menikmati air terjun dewi warna, dari luar posko sehpta sembiring dan Larka Sinulingga selaku kordinator kegiatan malam itu tampak bernego dengan pemuda tadi, “ berapa bang..? kami ada sepuluh orang ini, biasanya kami bayar Rp.15,000/ orang bang” ucap shepta dan di amini larka. “ oh, ya udah kalau segitu biasa kalian bayar, ya udah bayar segitu lah per orangnya” tutur pemuda yang mengutib retribusi itu.

Kami tak mau menyia0nyiakan waktu yang ada malam itu dengan cepat kami pun bayar biaya retribusi, sebgagai bukti pembayaran yang mengitip retribusi itu memberikan kwitansi dengan jumlah uang yang kami bayar, sebari menyerahkan setengah lagi uang yang kami berikan tadi, “ ini kwitansinya, uang ini nanti bayar ke kampong seberang, nanti ada poskonya di dalam ya” tuturnya sebari menyodorkan kembali kepada kami sebagain uang yang kami berikan.
######
Setelah urusan retribusi selesai, maka kami mencari tempat yang nyaman untuk menyantap makan malam yang di belikan sebelumnya. Ya, makan malam pun siap, waktu menunjukknan jam Sembilan malam. 

Rencananya malam itu juga seluruh keru akan berjalan membelah hutan sibolangit dan akan ngkem di sekitaran air terjun dewi warna, tanpa banyak aba-aba seluruh kru langsung membuat lingkaran kecil sebari berdoa bersama untuk kelancaran perjalan malam itu.

Semangat yang luar biaya tampak dari seluruh keru yang ikut malam itu, sambutan nyanyian seranggga hutan dan percikan air sungai di tambah suara tiupan daun bamboo menyambut kami sesaat sebelum memasuki pintu rimba hutan sibolangait. Dari sana butuh waktu dua samapai tiga jam untuk bias samapai ke areal kem yang rencannya sebagai tempat mendirikan tenda nanti.


Tepat Pukul 21.00 Wib Kru Pandan Adventure Sudah Berada Setengah Perjalanan Menuju Dwi Warna

Pepohonan yang berdiameter besar dan rapat serta akar-akar pepohonan yang tampak melata dan meutupi setiap tanah yang kami pijak menandakan hutan itu masi asri, udara sejuk malam itu melengkapi perjalanan kami, sesekali terdengar aungan suara binatang penghuni hutan membuat lengkap sudah perjalan kami.

Trek yang berlumpur, licin, menanjak dan berbatu berbatu menjadi tantanagn tersendiri bagai seluruh kru, akar-akar tempat kaki berpijak terkadang licin sehingga berualang kali dan bergantian krun terjatuh. Luka goresan dari kayu dan akar-akar pepohonan yang tiarap sepanjang trek yang kami lewati tidak menjadi menturtkan semangat dari kru melainkan menjadi pemacu semangat malam itu.

Dari kejauhan tampak shepta sebagai pemandu paling depan berhenti di pinggir anak sungai yang mengalir memotong trek yang kami lewati, air sungai yang jernih dan bening menggoda siapa saja untik meminunya, kami pun tak mau menunggu lama air sungai itu kami minum dengan puas, “ isi tempat minum kita di sini ya, masi jauh lagi baru ada aliran sungai yang kita lewati” jelas shepta kepada seluruh rombongan.


Mengisi Perbekalan Air di Salah Satu Anak Sungai yang Dilewati Saat ke Air Terjun

Setelah beristirahat di pinggir sungai, perjalan hari itu pun di lanjutkan,keringat yang sedari tadi bercucuran sejenak berhenti setelah beristirahat di pinggir sungai itu, belahan kaki yang terasa berat kami hentakkan kembali membelah kesunyian hutan sibolangait.

Waktu menunnjukkan pukul sebelas kurang tapi langkah kaki ini masih terus berjibaku dengan akar-akar yang menghalangi jalan dan bebatuan yang berada di jalur trek yang kami lalui, sesekali kru yang berada paling depan menyemangitu kru lainya agar tetap bersemangat.

Tak terasa jalan yang sedari tadi rata dan landai sedikit berubah saat kami tiba di salah satu tebing jurang yang harus di lewati, dari sana kita harus berhati-hati karna jurang yang menganga lebar siap memangsa siapa saja yang terjatuh dari tebing. 

Berlahan kami turuni tebing curam itu, dengan menginjakkan kaki dari akar satu ke akaur pohon lainya, sebari harus terus berhati-hati, tepat di bawah tebing terdapat areal cem yang biasanya di jadikan tempat mendirikan tenda bagai para penikmat alam.



Mendirikan Tenda Menjadi Kegiatan Kru Selnjutnya Saat Berada di Areal Camp tak Jauh Dari Air Terjun

di bawah tebing, dengan cekatan kru lainya mendirikan tenda untuk beristirahat malam itu, tanpa banyak aba-aba Yoel Tarigan langsung membuat kompi hangat untuk mengusir udara dingin malam itu di dalam hutan Sibolangit.

Jam menunjukkan jam satu lewat, sebagai kru lainyan masih asik berbincang dan bercanda gurau di luar tenda sebari memasak mie instan dan menikmati kopi malam itu. Suasana hutan yang hening malam itu terpecah dengan suara canda tawa kru pandan yang asik menikmari lam sibolangait.

Malam semakin larut, pilihat terahir adalah beristirahat setelah letih berjalan sepanjang perjalan dan suara tawa yang sedari tadi terdengar hening setelah satu persatu kru pandan masuk ke dalam tenda.

Nyanyian serangga hutan dan di tambah percikan air sungai yang terdengar keras membawa kami hanyut dalam mimpi indah, Feldin dan Alvian memeilih tidur di hemchok  di luar tenda, makluam katanya untuk lebih dekat dengan alam maka tidur di luar tenda sebari mkenikmati udara dingin hutan sibolangit.

Malam berganti, suara percikan air masih sangat jelas terdengar di telinga kami, sang fajar menyambut kami dengan percikan cahaya menerangi semua sudut hutan pagi itu, nyanyian burung menjadi penambah semangat kami untuk berkegiatan pagi itu, udara yang segar dan sejuk di tambah suara burung-burung hutan dan binatang hutan menjadi sarapan pembuka dan penambah semangat pagi indah itu.
 

Suasana di Areal Camp
Satu persatu kru lainya terbagngun dari mimpi indah, ya setelah semua sepakat maka aktifitas pagi itu pun di lanjutkan untuk berjalan ke air terjun dewi warna, rerncananya di sana seluruh kru akan membuat sarapan sebari menikmati alunan percikan air terjun.
 

Menyambut Pagi
Tepat pukul tujuh pagi mulai kaki yang pegal itu karna perjalan tadi ulam mulai di gerakkan lagi, otot-otot kaki seakan menolak untuk beraktitifas pagi itu, tapi karanrasa penasaran akan leindahan air terjun yang katanya menawan itu maka mulai kami belah lagi hutan yang masih berembut itu.

Menyeberangi sungai dan jalan di antara pepohonan yang tumbang menghalangi jalan menjadi tantangan berikutnya, setelah berjalan lebih kurang limabelas menit suara dentuman air yang terjatuh malai terdengar, detak jantung kami semakin kencang dan kami pun semakin penasaran, langkah kaki yang sadari tari lembat malai kami pacu dengan cepat karna penasaran dengan keindahan air terjun itu.

Di ujung jalan yag berbatu mulau tampak air bening terjatuh dari atas tebing, percikan air terjun terasa di wajah kami membawa damai hati, hampasan angin dari air yang terjatuh mambuat terasa adem dan segar saat berdiri di pinggir air terjun itu.

Ya, ternayata betul kata mereka yang pernah ke sana bahwa air terjun yang tersembunyi di antara lebatnya pepohonan di hutan sibolangit itu memang tiada duanya, air yang bening membelah tebing yang tinggi curam, percikan air terjun dan hampasan angin yang mengenai wajah kami membuat perjalan yang letih dan melelahkan itu terbayar lunas.

Tak jauh dari air terjun utama terdapat air terjun lainya yang ketinggian jatuh air nya tidak begitu tinggi, tapi sensasi airnya di luar dugaan kami, sangat dingin sekali, berbeda dengan air di air terjun utama yang sedikit hangat. Rasa berdecap kagum tidak berhenti keluar dari seluruh kru pandan.

Mendokumentasikan keindahan air terjun dengan kamera Hp  dari berbagai sudut menjadi aktifitas kru pandan lainya, turun ke dalam sungai menaiki batu besar dan pepohonan yang berada di pinggir air terjun menjadi pilihan kru lainya untuk mengabadikan kaindahan air terjun lainya.

Sebari kru lain mendokumatasikan keindahan air terjun maka sebagaian kru pandan lainya menyediakan sarapan pagi itu, mie instan dan telur dadar menjadi sarapan handalan pagi itu, setelah selesai mendokumtasikan kieindahan air terjun dari berbagi sudut maka sarapan adalah aktifitas yang tidak biasa terlupa.

Sarapan pun selesai, kru pandan yang ikut kegiatan itu tidak mau menyia-yiakan waktu yang ada, menikmati dinginya iar terjun menajdi pilihan pagi itu, secara bergantian seluruh kru masuk kedalam air terjun menyapa dewi warna dan memeluk dan membelai air terjun. Rasa puas dan kagum menjadi oleh-oleh tersendiri bagi seluruh kru.

Setelah puas bercebur dan manikmati alam sibolangit di air terjun dewi warna, maka kembali ke areal kem menjadi pilihan. Pengalaman yang luar biasa dan keindahan alam di hutan sibolangit menjadi kenikmatan terdendiri bagi kami.    




About pandan adventure

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.