gunung

BERCENGKERAMA DENGAN BUKIT BOTAK

Bersama di Bukit Botak Bandar Baru
Bintangan malam itu tampak enggan menampakkan diri, dari setiap sudut langait Bandar Baru hanya tampak awan hitam dan kilat petir yang tidak mau berhenti berteriak, sesekali hujan yang turun mengeluarkan irama sedu saat menghampas dan menerjang tenda kami. Malam itu tak ada suara nyanyian jangkerik dan serangga hutan yang biasanya menemani malam, yang ada hanaya suara kodok hujan yang bersuara riang gembira datangnya hujan. Angin malam berlahan berhembus menggoyang pepohonan yang tampak kering diatas puncak Bukit, pohon pinus yang berdiri kokoh itu juga tak mau ketinggalan, pucuknya berayun ke kakanan dan sesekali berbalik arah mengikuti embusan angin sepi. Cahaya terang desa-desa di sekitar Bukit Botak dan di tambah embun dan sapaan ramah udara dingin nan sejuk khas pegunungan cukup mengobati kekecewaan sepanjang perjalanan dan cuaca yang enggan bersahabat sepanjang hari itu.
\
Sore itu langit Kota Medan tampak cerah, udara yang panas menyengat dan di tampah teriknya hampanran mentari sore itu membuat keringat bercucuran dari kulit menahan panasnya. Ya sore itu rencananaya kru Pandan Adventure mengukuti camping bersama yang di buat Komunitas Medan Jalan-Jalan (MJJ) ke salah satu areal camping yang berada di kecamatan Sibolangit atau tepatnya di desa Sikeben sekitar satu setengah jam berjalan kaki dari Simpang Bukum Bandar Baru.

Titik kumpul sore itu di SPBU Simpang Pos, tak jauah dari terminal bus yang menuju ke tanah karo. Setelah mempersiapkan peralatan dan logistik di beskem Pandan Adventure maka seluruh kru pun berjalan bersama-sama menuju simapang pos, tepat pukul jam enam sore seluruh kru pandan yang ikut pada hari itu pun sudah standby di sana.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam tujuh malam, Septa tampak sibuk sedari tadi memperhatikan jam tanganya, sesekali dia melihat ke kejauhan memperhatikan teman-teman yang sedang di tunggu, tampaknya dia tak sabar untuk langsung berangkat ke Bukit Botak hari itu.

Lain lagi dengan Larka dan Alvian, kedua kru pandan yang satau ini tampak membuat lelucon yang mengundang tawa seluruh kru malam itu, katanya untuk mengusir bosan dan penet sebari menunggu teman-teman yang belum datang. Tak jauah dari tempat duduk Larka, Alvian dan Shepta tampak Nuel selaku kordinator Pandan hanya tersenyum kecil melihat tingkah laku kru pandan.

Setelah bosan menunggu tampak dari kejauhan beberapa orang teman yang sedari tadi di tunggu akhirnya datang, tak mau menunggu lama maka seluruh kru yang berangkat malam itu langsung berjalan menuju bus Sutra.

Tak mau menunggu lama maka seluruh kru langsung naik keatas atap bus sebari menyususn semua perlengkapan yang di bawa, tamapak seluruh atap bus di penuhi manusia yang hendak mengisi liburan sekedar bercemping ria ke dataran tinggi Kabupaten Karo.

Udara malam itu sudah mulai dingin, embusan angin yang kencang menghampas tubuh kamai saat berada di atas atap bus, bus yang melaju kencang tampak dengan lincah meluncur di jalanan aspal kota medan.

Untuk mengusir kepenekan sepanjang perjalanan menuju desa Bandar Baru maka beberapa teman dari MJJ dan komunitas lain yang ikut dalam rombongan memaikana melodi gitar sambil bernyanyi sepanjang perjalanan. Beberapa bus yang melaju dari arah berlawanan di penuhi pendaki menyampa dengan ramah sehingga tiba-tiba suara nyanyaian seluruh teman-teman terhenti membalas sapaan dari teman laian dari bus yang berbeda.
Kru Pandan Adventure, Sikit Tapi Rame
Perjalanan malam itu memang sangat seru sekalai, udara yang sedari tadi terasa dingin jadi tak terasa setelah ikut bersama-sama bernyanyi malam itu. Sesekali masyaratak juga berteriak menyapa saat bus yang kamai lalui melintas.

Suara nyanyian seluruh kru malam itu tiba-tiba terhenti setelah hampasan hujan mulai mengguyur kami, ya setelah sempai di Desa Durin Pitu hujan lebat tampakanyak tak mau berkompromi, sepanjang perjalanan menuju bukit botak hujan yang turun tak mau berhenti, udara yang dingin sangat terasa setelah seluruh pakaian yang kami pakai basah terkena terjangan air hujan malam itu.

Kedua tangan tampak keriput menahankan hujan malam itu, ngilu karan udara dingin terasa sampai ke tulang sumsum, tidak ada tanda-tanda hujan akan berhenti.

Tak terasa setelah berbasah-basahan ria di atas atap bus akhirnya kami sampai di Simpang Sikeben Desa Bandar Baru. Setelah menurunkan semua perlengkapan dari atas atap bus maka kamai putuskan untuk bertenduh di sana, karan hujan malam itu masih deras dan tak mau berhenti.

Yah, tak terasa sudah dua jam berteduh di sana, rasa bosan sudah mulai menghampiri, sesekalai kru pandan yang ikut pada hari itu sibuk jalan kesana-kemari untuk membuang kebosanan malam itu, sesekali Larka mengotak-ataik HP-nya untuk mengusir kepenekan. Tak Cuma itu akibat udara yang dingin maka perut terasa cepat lapar, roti yang di bawa kru pun langsung cepat habis di lahap.

Hujan sedari tadi mulai mereda, beberapa teman dari MJJ mengajak untuk melanjutkan perjalanan, setelah berdoa bersama maka perjalan ke Bukit Botak itu pun dimulai, udara yang dingin menemani langkah kaki kami malam itu. Karna seluruh baju yang kami kenakan basah maka memperngaruhi langkah kaki kami yang terasa sangat berat.

Sesekali kami haru melompat dari satu sisi ke sisi lain untuk menghindari genangan air hujan di tengah jalan, seluruh kru yang berjalan malam iktu tampak sama-sama memberikan semangat untuk mengusir kebosanan dan letih dalam perjalan malam itu.

Tak terasa setelah melewati jembatan dan jalan yang beraspal maka tibalah di jalan yang licin dan berbatu, dari sana trek yang akan di lalui akan tampak sedikit menanjak dan licin, sehingga sesekali melambatkan langkah kami karna harus menunggu teman yang laian tertinggal di belakang.

Udara semakain dingin saat memasuki perbukitan Bukit Botak ini, embusan angain yang kencang, tetesan air hujan yang mulai menetes lagi menghampas kami, untuk mengusir dingin sesekali kedua tangan kami gosokan untuk mengusir dingin.

Setelah sekitar satu jama berjalan tampak sinar cahaya di atas bukit, yah, ternayata dari sana Bukit Botak yang kamai tuju tak jauh lagi, semangat semakain besar saat melihat tenda pengunnjung di atas Bukit Gundul itu.

Setelah melalui jalan yang licin, berbatu dan menanjak akhirnya kami sampai di Bukit Botak, tenda-tenda pengunjung tamapak berdiri dari sudut ke sudut di bukit botak ini, dari atas sana tampak lampu-lamapu kota medan dan desa-desa yang berada di bawah bukit botak bersinar berkelap-kelip.

Setelah mutar-mutar melihat tempat untuk mendirikan tenda akhirnya kami putuskan untuk mendirikan tenda ke sebalah timur dari puncak bukit botak ini, pertimbanganya agar pas matahari terbit bisa menikmatinya langsung dari dalam tenda tanpa haru keluar.
Pemandangan Dari Atas Bukit Botak Bandar Dari Sisi Lain
Setelah selesai mendirikan tenda maka Larka mempersiapakan makan malam, yah, menu malam itu sama seperti menu-menu bisanya yaitu mie instan. Mie instan memang menjadi menu handalah kamai saat camping, setelah menikmati makan malam maka kami putuskan untuk beristirahat karnan kedinginan sepanjang perjalan tadi.
Pagi Menyambut Dengan Kabut Tipis
Hampasan angin yang kencang di atas bukit ini membuat udara semakain dingin , Slipingt Beg yang kami pakai sekana tak sanggung mengusir udara dingin malam itu. Tak terasa malam berganti pagi, kokokan suara ayam hutam membanguni kamai pagi itu, angin yang bertiup kencang sedari semalam masih menghampas tenda kamai.

Untuk mengusir dinginya udara pagi di puncak Bukitr Botak ini maka kami putuskan untuk membuat kopi sebari menemani  kamai menikmati indahnya pemandangan mentari terbit dari atas puncak ini. pemandangan pagi itu lumayan indah karna pemandangan dari atas sangat cerah dan indah.
Sesaat Setelah Mengisi Perut (Sarapan Pagi)
Tak henti-hentinya kru pandan mengabadikan lukisan Tuhan pagi itu dengan kamera yang di bawa, setelah berputar-putar mencari  angle foto yang bagus maka kami putuskan untuk membuat saran pagi. Rencananya setelah sarapan nanti seluruh kru Pandan kembali kemedan.

Menu pagi itu juga masih sama dengan menu semalam yaitun Mie Instan, tapi berkat Alvian maka menu pagi itu di tambah dengan ikan teri sambal, ya. Santapan pagi yang sangat enak sekali sebari menikmati pemandangan dari atas bukit ini.
Kordinator PDA Mengumpulkan Sampah Sesaat Sebelum Turun Dari Bukit Botak 
Setelah sarapan tanpa menunggu lama maka kami putuskan untuk membuka tenda dan bergegas kembali kemedan.

Ya perjalan satu hari itu memenag luar biasa, pemandangan dari atas bukit botak ini juga sangat bagus, suatu saat nanti kami akan berkunjung kembali kesana, bercengkerama dengan alam Bukit Gundul.


Salam Pandan Adventure…!!!!

About pandan adventure

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.