Kru
Pandan Adventure Setelah Aksi Pungut Sampah
|
Langit yang mendung, dari kejauhan
terlihat awan hitam tak mau bergeser berpaling menutupi langit yang biru,warna
awan yang hitam nampak mendominasi langit kota medan siang itu, angin yang
berhemus terasa dingin menghampas kulit, sesekali butiran-butiran air yang
jatuh dari langit menghampas wajah kami, sehingga membuat kekeuatiran
perjalanan siang itu. Tapi dengan tekat yang kuat berlahan kami belah jalan
aspal hitam dan la langit yang mendung sepanjang perjalan menuju Gunung
Sibayak.
Ya
perjalanan Pandan Adventure
siang
itu memang menuju Gunung Sibayak,
sepanjang perjalanan langit tak mau
menampakkan mentari, dari tekongan amoi Bandar Baru terlihat hutan-hutan dari kejauhan di selimuti kabut
yang tebal, seakan mereka menikmati kebersamaan di sore hari itu.
Tikunagan demi tikungan kami lewati dan akhirnya
sepeda motor yang kami naiki mengantarkan kami sampai di Penatapan atau sering
juga orang menyebutnya Bakaran jagung Doulu, rencana awal kami memang singgah
di Air Terjun Sikulikap yang menawan, tapi karna cuaca yang tidak bersahabat
akhirnya perjalanan pun dilanjutka
“
Biar lebih cepat Kita dari Doulu saja, enggak usaha lagi dari Berastagi” begitu salah sorang kru Pandan Adventure memberikan
usul, Shepta begitu nama kru Pandan yang satu ini. Usulan
Shepta langsung di tanggapi dan di amini kru yang lainya.
Dari jalur Doulu menuju Sibayak kita hanya membutuhkan waktu
sekitar 20 menit untuk dapat samapi di tempat penitipan sepeda motor, dari
jalur ini juga kita akan melewati salah satu pembangkit Listerik yang
menggunakan uap gunung sibayak sebagai pembangkit listerik.
Suara aungan dan uap yang tidak mau berhenti tampak di
dalam lokasi pembangkit listerik, sepanjang perjalanan pipa-pipa yang di
jadikan menyalurkan uap ke pembangkit listerik tampak dengan kekar dan besar tergeletak
di sebelah kiri jalan, bentuknya lurur dan berlikuk-likuk seperti membentuk huruf U tampak sepanjang jalan ini.
Di sisi lain hijau dan suburnya tanaman sayur-mayur tampak di ladang warga seakan menjelaskan bahwa
suburnya Tanah
Karo tidak dapat diragukan lagi. Tomat, cabai, buncis bahkan sayuran yang ditanam
ukuranya besar dan sangat segar menjadi pemandangan lain sore itu.
Kru
Pandan Adventure di Jalur Duolu Menuju Mt. Sibayak
|
Larka Idola Sinulingga yang mengendarai sepeda motor paling depan tiba-tiba menghentikan laju sepeda motornya, sontak kru pandan yang belakangnya langsung
mengikuti berhenti tanpa ada aba-aba. Rupanya ada pipa air di pinggir jalan,
berlahan Larka
mengeluarkan wadah botol mineral dari carrier yang dia bawa dan langsung kru yang lainya juga
mengambil botol mineral dan di isi air dari pipa air yang mengalir ke ladang
warga doulu tersebut.
Kru
Pandan Adventure Mengisi Air Dari
Pipa Air yang Mengalir ke Ladang Warga Doulu
|
Langit pun semakin gelap mentari pun seakan enggan
menampakkan diri hari itu, karna takut kehujanan kami pun langsung melanjutkan perjalanan. Jalan yang berbatu dan menanjak membuat sepeda
motor yang kami naiki terdengar bersuara mengaung keras membelah
hutan Gunung Sibayak. Di salah satu tanjakan yang lumayan terjal dan berbatu
salah satu kru Pandan yang bernama Zupri terlihat kewalahan memacu sepeda motor
metik yang dia naikinya, setelah bersusah payah sepeda motor yang di kendari Zupri pun terbanting ke kiri sehingga kru lain langsung
berlari menujunya.
Ya untung saja tidak kenapa-kenapa. Badan Zupri yang kurus ternyata dapat
dengan lincah melompat saat tidak bisa lagi mensetabilkan laju sepeda motornya.
Karna
kecapean akhirnya sepeda motor yang di kendarai Zupri di ambil alih oleh Herry
Tarigan yang merupakan keru Pandan yang gayanya selalu cool, tak jauh dari sana akhirnya samapai di warung untuk penitipan
sepeda motor.
Satu-persatu
kami cek kembali perlengkapan dan peralatan yang kami bawa untuk memastikan
tidak ada yang tertinggal, ada yang unik sore itu di sudut gubuk tempat
menitipkan sepeda motor, Feldin Michael dan Alvian tampak begitu romantis saat
Alvian meminta Feldin untuk mengikatkan tali topi rimba yang sudah dia pakai,
tanpa ragu Feldin sambil senyum dan memandangi Alvian langsung mengikat tali
rimba Alvian, hal ini langsung sontak mengundang tawa kru Pandan lainya.
Mengecek
Kembali Peralatan dan Perlengkapan yang Akan di Perlukan
|
Suara
tawa yang terdengar begitu keras dan saling sambung menyambung membuat Sibayak sore itu kelihatan ramai. “ cie-cie...!!
romantis nie ye...!!!” ejek Arjun dari sudut warung sambil tertawa lepas. Yah,
kebersamaan yang tumbuh dengan semangat dan tujuan yang sama.
Tak
lama setelah selesai mengecek perlengkapan dan peralatan kami langsung
melanjutkan perjalanan, kami tidak mau menunggu lama karna malam nanti ada
acara Musyawarah Besar yang akan kami lakukan.
Kemesraan
Mereka...!!
|
Mulai
satu-persatu anak tanggga yang tidak beraturan kami pijak, air hujan semalam
masih menggenang di lekukan-lekukan di samping dan diatas anak tangga, sehingga
membuat becek dan mengotori celana yang di pakai karna ciprakan becek naik
ketas saat di pijak.
Pohon
Pandan yang subur dan rimbun menyambut dan melambai-lambaikan daunya saat
tertiup angin membuat semangat sore itu sangat besar untuk dapat dengan cepat
sampai di puncak Sibayak. Jalan yang curam dan licin, tebing, jurang menganga
lebar dan hutan perdu, suara aungan uap belerang yang kelur dari perut Sibayak,
angin yang sejuk, pemandangan yang indah dan bau khas belerang yang menyengat
membuat siapa saja tidak akan bosan berkali-kali menyapa alam dari Puncaknya.
Pandan Adventure Sesaat Sampai Sibayak |
Suara
gemuruh dari langit yang berbalutkan embun hitam tidak mau berhenti, matahari
yang sedari tadi kami tunggu-tunggu kehadiranya semakain tidak tampak, tetesan
air hujan tidak mau berhenti mulai menghampas badan kami, langkah kaki yang
sedari tadi pelan mulai kamai pacu dengan kecepatan maksimal untuk dapat
samapai ketas tebing Tapal kuda.
Pandangan mata pun tidak jelas karna hujan
yang turun bersamaan dengan kabut putih yang mulai menutupi puncak Sibayak,
angin yang kencang juga sepertinya tidak mau ketinggalan menghantam dan
menghampas badan kami, sehingga sesekali kami berlindung dan bersembunyi di
balik bebatuan yang kekar.
Semakin
kepuncak tapal kuda hujan dan angain semakin deras dan kencang sehingga membuat
perjalanan yang biasanya hanya membutuhkan 30 menit sore itu kami tempuh hampir
satu jam lebih. kaki terasa kram, punggung pun terasa berat karna berat carrier yang bertambah karna basah.
Tak
terasa akhirnya sampai juga di tapal kuda, tanpa berpikir lama, tenda yang ada
di dalam carrier kami keluarkan,
dengan cekatan satu persatu frem
tenda di pasang dan akhirnya tenda tempat beristirahat malam itu pun berdiri.
Hujan
masih deras dan angin pun masih ramah menghampas tenda yang kami dirikan. Satu
persatu perlengkapan kami masukkan kedalam tenda, untuk mengusir dingin malam
itu segelas kopi hangat dan di temani roti kering menjadi sahabat.
Setelah
semua kru mengganti pakainya yang basah, maka Nelly yang merupakan wanita
tangguh kru Pandan Adventure mulai memasak lauk makan malam, mie instan dan di
temanai beberapa butir telur menjadi lauk handalan malam itu, walaupun mie dan
telur cuma di rebus tapi rasanaya sangat luar biasa.
Mempersiapkan Menu Makan Malam |
Setelah
selesai dengan urusan perut, maka tanpa menunggu lama kegiatan malam itu pun di
lanjutkan, ada pembahasan yang harus di selesaikan malam itu, sebagai dasar
dari pada komunitas Pandan Adventure.
Aanggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga atau biasa juga di sebut dengan AD/ART. Satu
persatu dari pion di dalam AD/ART Pandan malam itu di bahas secara mendalam dan
kritis untuk memperkuat pondasi komunitas ini.
Dibalik
keseriusan seluruh kru pandan malam itu pasti ada saja hal-hal yang mengundang
tawa kru pandan. Sehingga malam itu sangat terasa sekali rasa kebersamaan dan
kekeluargaan, sama seperti hasil pembahasan malam itu bahwa Pandan Adventure
berasaskan kebersamaan, kekeluargaan dan cinta akan alam.
Pembahasan Poin Per Poin AD/ART Pandan Adventure |
Pembahasan
Musyawar pun sudah selesai dan di rangkum dalam suatu notulen yang nantinya
akan di buat dalam suatu dokumen penting sejarah Pandan Adventure, ide-ide dan
pemikiran-pemkiran dari seluruh kru sudah menjadi satu dan menjadi landasan Komunitas ini. Malam semakin
larut hujan dan angin kencang yang sedari tadi juga sudah tampak berhenti,
beristirahat menjadi pilihan terahir malam itu karna besok hari ada kegiatan
lagi.
Di
temani rembulan malam yang berbalutkan bintang-bintang yang indah dan aungan
suara uapan belerang sibayak menemani kami malam itu dalam mimpi. Dari upuk
timur mulai terlihat titik cahaya kuning kemerah-merahan menandakan pagi sudah
menanti.
Dari Upuk Timur Mulai Terlihat Titik Cahaya Kuning Kemerahan Menandakan Pagi Sudah Menanti |
Hentakan
suara langkah kaki terdengar tanpa henti di luar tenda kami, sesekali suara
teriakan saling memanggil membuat kami terbangun dari mimpi, kerumunan
orang-orang yang menunggu dan ingin menikmati indahnya sang mentari pagi dari
puncak sibayak, mereka duduk dengan sabar. Berkali-kali cahaya kamera terlihat
silau saat mengabadikan indahnya pagi itu.
Titik
cahaya kuning kemerahan tadi mulai bersatu membentuk lukisan mentari
bergariskan cahaya lembut menyejukkan hati, terdengar suara yang terucap kagum
dan tak henti-henti menggambarkan indahnya si mentari pagi.
Di
atas batu yang menghadap ke timur ada beberapa pendaki yang mengelurkan
lembaran-lembaran kertas putih dan yang sudah di coret dengan tulisan, kamera
tidak berhenti berkedip di arahkan ke tulisan tersebut, berganti-ganti dengan
pendaki lain dan tulisan di kertas yang beragam-ragam membuat pendaki tersebut
sibuk sendiri.
Sedangkan
kami duduk manis menikmati detik demi detik kemunculan mentari pagi itu, sebari
menikmati pemandangan dari puncak tapal kuda salah seorang kru Pandan dengan
cekatan mempersiapkan kopi untuk menemani kami bercerita pagi itu.
Tak
terasa mentari sudah tampak bercahaya, embun-embun putih seperti berbaris
bergeser dari sisi satu ke sisi laian, suara burung pun menyambut pagi dengan
suara merdunya. Di samping kami seorang keru pandan masih sibuk
mendokumentasikan suasana pagi itu dengan kamera Hp nya.
“
ayok buat sarapan kita sekalian beres-beres jemur baju dan perlengkapan kita
yang basah samalam, biar cepat kita mungut sampahnya ” terdengar suara dari
balik tenda, ternyata ada abang Imanul Tarigan di sana yang memanggil kami.
Dengan cepat kami membagi tugas ada yang mempersiapkan sarapan dan ada yang
menjemur semua perlengkapan dan pakaian yang basah.
Suasana
di Tapal Kuda |
Jam
sepuluh pas setelah selesai sarapan kami melanjutkan kegiatan Pungut Sampah,
berlahan kami kelilingi sekitaran tapal kuda untuk mengumpulkan sampah-sampah
pengunjung yang berserakan. Kami mebagi dua kelompok, ada yang ke arah timur
dan ada yang kearah barat untuk mempercepat pengumpulan sampah.
Dari
kejauhan Arjun tampak kewalahan membawa goni sebagai tempat sampah, baru
sebantar saja Arjun bisa dengan cepat mengisi penuh wadah goni yang di bawanya,
sampahnya bermacam-macam, mulai dari bungkusan plastik, botol mineral,
kertas-kertas ucapan, botol miras Pembalut dan banyak sampah lainya.
Di Puncak Tapal Kuda |
Tanpa
jijik seluruh kru pandan memungut sampah yang berserakan tersebut, malahan ada
juga di dalam kantong pelastik berisi kotoran manusia, dan beberapa botol
mineral yang berisi kencing yang hal ini membuat kami terkadang tertawa.
“
yah,,,!! ada lampet ini di kantong pelastik. ini, siapa yang mau” tutur Alvian sambil
melempar senyum kearah kami. Ya, ada-ada saja memang tingkah laku para pendaki
puncak Sibayak. Setelah sekitar lima menit berjalan mengelilingi areal tapal
kuda kantong goni yang kami bawa sudah penuh.
Sebari
membawa kantong goni kami menuruni tapal kuda, sepanjang trek yang kami lewati
masih banyak sampah-sampah para pendaki yang berserakan. Di atas dan samping
bebatuan besar juga tampak banyak sekali coretan-coretan tangan-tangan jahil.
Sesaat Setelah Aksi Pungut Sampah |
Sudah
seharusnya pengelola dan dinas terkait membuat sistem atau peraturan yang jalas
dan tegas bagi para pendaki agar sampah dan coretan-coretan tidak menjadi
pemandangan yang kita jumpai di puncak Sibayak.
Tidak
ada artinya melakukan aksi bersih-bersih jikalau tidak ada sistem atau atauran
yang tegas bagi pendaki karna sampah akan terus ada. Bagi para pendaki yang
hendak ingin menikmati keindahan lukisan Tuhan dari puncak sibayak, bawa kembali
sampahmu janagan buag sembarangan karna sampahmu adalah tanggung jawabmu.
Salam
Pandan Adventure..!!
0 comments:
Post a Comment