Bukit Sipiso-piso/Bukit Gundul dari Kejauhan |
Namanya Bukit Sipiso-piso dan sebagian lagi
menyebutnta Bukit Gundul, dari sana kita bisa menikmati indahnya pemandangan
danau toba dan eloknya lukisan alam tanah karo. Bukit yang satu ini memang
istimewa karna pepohonan hanya tumbuh di puncaknya sedangkan dari kaki bukit
ini hanya di tumbuhi semak belukar dan ilalang saja. Sapaan ramah udara sejuk
senantiasa akan kau terima saat menginjakkan kaki di puncak bukit ini.
Sayang
sekali rasanya saat ada hari libur tiba tidak di isi dengan kegiatan naik
gunung atau sekedar berkemping ria untuk mengusir rasa penit dengan rutinitas
kerja atau kuliah. Kali ini di pertengahan Bulan Agustus tepatnya Saptu, 15
Agustus kru pandan memutuskan untuk berangkat kesalah satu objek wisata andalan
Tanah karo, Bukit Sipiso-piso namanya, atau orang sekitar juga menyebut Bukit
Gundul.
Sedari
pagi kru pandan sudah mempersiapkan peralatan yang akan dibawa dan logistik
yang dibutuhkan dalam perjalan kali ini keru pandan di ikuti sebanyak tiga
orang. Perjalan dari medan menuju bukit sipiso-piso menggunakan sepeda motor,
hal ini kami pilih untuk dapat singgah di beberapa tempat wisata yang ada
sepanjang perjalan menuji sipiso-piso.
Waktu
menunjukkan jam tiga sore, sore itu sedikit mendung dan langit terlihat berawan
gelap, tapi tak mengurungkan niat kami untuk berangkat sore itu. Jalan yang
macat dan pengguna jalan yang semberaukan membuat kami tertahan di Simpang
kampus sekitar setengah jam, membuat perjalan sore itu menjadi sedikit
terhambat.
“Yah
namanya juga kota medan, yah main ribak-ribak aja “ tutur teman kami sebari
memperlihatkan wajah kesalnya. Walaupun kesal dia tampak ikut anteri mengikuti
barisan sepeda motor yang ada di depanya, setelah bermcat-macat ria akhirnya
bisa juga melewatinya.
Sepeda
motor yang kami naiki kami pacau dengan cepat melintas diatas aspal, hal ini
kami lakukan untuk dapat cepat samapai di penatapan doulu untuk menikmati
suasanya sore di sana. Tak terasa sekitar satu jam setengah mengendarai sepeda
motor, melewati tikungan-tikungan dan tanjakan menuju penatapan.
Semakin
sore lalulintas menuju berastagi memang semakin padat, hal ini memang sangat
bisa saat hari libur tiba, kebanyakan warga kota medan menghabiskan waktu libur
dengan bertamasya ke kota sejuk berastagi.
Udara
dingin khas dataran tinggi karo menyambut kami, dari kejauhan kios-kios yaang
ada di penatapan ini sangat di padati kendaraan sepeda motor dan mobil yang singgah sekedar untuk melepas
lelah sambil menikmati jagung bakar dan menikmati indahnya pemandangan
lampu-lampu pedesaan dan kota medan yang tampak dari sana.
Karna payahnya tempat parkir kami pun memuskan
untuk langsung melanjutkan perjalan. Malam itu kami memilih jalan dari simpang
Desa Tongkeh untuk dapat dengan cepat sampai di Tiga Panah, rencananya di sana
kami akan membeli beberapa logistik yang untuk tambahan.
Dari
simpang tongkeh untuk sampai di tiga panah hanya membutuhkan waktu sekitar 40
menit dengan menggunakan sepeda motor. Dari jalan lintas ini laluntas yang
lewat juga tidak banyak, udaranya juga sejuk dan pemandangan gunung sibayak dan
sinabung tampak dengan jelas dari sini.
Tak
terasa akhirnya kami samapai di tiga panah, kami pun dengan bergegas membeli
logistik yang kurang, jam menunjukkan delapan malam, udara semakin dingin dan
mulai gerimis. Dengan bergegas kami pun melanjutkan perjalan.
Malam
itu sama dengan malam-malam sebelumnya saat melewati desa merek, udara yang
sangat dingin dan berkabut membuat jeket yang kami pakai tang sanggung mengusir
udara dingin malam itu.
Akhirnya
samapi juga di samipnag menuju Guning Sipiso-piso, di kanan simpang ini
terdapat pelang yang bertuliskan “ Selamat
Datang Penatapan Puncak Sipiso-piso”
tulisan yang ada di plang tersebut tidak dapat dibaca dengan jelas karna
coretan-coretan tangan-tangan yang jahail, padahal pelang ini sangat membantu
bagi orang-orang yang baru pertama ke sipiso-piso sebagai penanda.
Persimpangan Menuju Bukit Sipiso-piso |
Secara
Admisteratif Bukit Sipiso-piso terletak di kecamatan Merek, Kabupaten Karo,
Provinsi Sumatera Utara. Bukit ini memiliki ketinggian 1900 meter di atas
permukaan laut (mdpl) dan berbatasan langsung
dengan Kabupaten Simalungun.
Penanda
Perbatasan Kab. Karo Dengan Kab. Simalungun yang Terdapat Di Puncak Sipiso-piso
|
Tak
jauh dari sana, tepatnya sebelah kiri dari simpang tersebut juga terdapat dua
buah pelang yang berdiri tegak, salah satu pelang tersebut terlihat berbeda, di
sana ada informasi mengenai Lava Gunng Sipiso-piso.
Pelang
Lava Gunng Sipiso-Piso.
|
Dari
simpang ini kami berhenti sejenak untuk mengecek kembali perlengkan sebari
merapikanya. Dari sini waktu yang dibutuhkan sekitar empat puluh menit menuju
puncak dengan menggunakan sepeda motor. Medan yang di laluin pun terjal dan
berbelok-belok.
Rerumputan
tampak tumbuh lebat di kanan dan pinggir jalan, beberapa ranting-ranting dan
dahan-dahan pepohonan juga menutupi jalan sehingga kita harus ekstera
berhati-hati. Sesampai di tengah perjalanan medan yang dilalui pun semakin
susah.
Jalan
yang berbatu, kubangan akibat genangan air dan tanaman ilalang yang tumbuh di
badan jalan membuat tantangan tersendiri bagi kami, sesekali kami juga harus
turun dari sepeda motor dan mendoronganya untuk dapat melintas jalan yang
berbatu.
Beberapa
kali juga sepeda motor yangan kami naiki tergelincir dan jatuh di antara semak
yang berbatu, sehingga mengundang tawa di antara kami malam itu. Tak terasa
setelah melewati jalan-jalan yang terjal, berbatu dan berkelok-kelok akhirnya
kami sampai di puncak Sipiso-piso.
Di
puncak sipiso-piso ini ada terdapat bangunan seperti pendopo kecil dengan
atapnya berbentuk rumah adat karo. Dari sana kita bisa melihat indahnya danau
toba, tapi sayang malam itu itu kabut tebal menutupi puncak sipiso-piso.
Bangunan Pendopo Kecil yang Terdapat di Puncak Sipiso-piso |
Tak
jauh dari bangunan pendopo terdapat tempat mendirikan tenda, malam itu di sana
tampak sangat banyak tenda pendaki lain yang sudah berdiri. Ada ayang masih
sibuk mendirikan tenda dan ada juga yang sibuk mempersiapkan menu makan malam.
Setelah
mencari tempat yang pas, akhirnya kami mendirikan tenda untuk beristirahat
malam itu, tak ada aktifitas yang bisa dilakukan di luar tenda karna kabut
tebal dan hujan gerimis tak kunjung henti guyur puncak sipiso-piso.
Malam
berganti pagi, udara pun semakin dingin, pagi itu tak ada tampak cahaya
matahari karna kabut tebal masih menutupi sipiso-piso, kami sedikit kecewa karena
bisanya pada saat pagi hari pemandangan danau toba sangat indah terkena sinar
matahari.
Agar
tidak kecewa pagi itu kami putuskan untuk menuju pilar sipiso-piso, untuk
sampai pilar kita harus masuk kedalam
hutan sipiso-piso, tak ada penanda jalan menuju pilar, sehingga banyak yang
nyasar di dalam hutan ini.
Suasana di Puncak Sipiso-piso yang Masih di Tutup Kabut |
Tapi
pagi itu kami sangat beruntung karna salah seorang yang ngkem di sana, bersedia
mengantar kami ke pilar sipiso-piso, “ banyak yang nyasar di sini bang, karna
gak ada tanda yang dibuat menuju pilar selain itu banyak cabang-cabang jalan
setapak, makanya orang sering bingung dan salah milih jalan” tutur Feldian
Michael sebari menunjuk jalan menuju pilar.
Di Dalam Hutan Sipiso-piso |
Setelah
sekitar lima belas menit berjalan, akhirnya kami samapi di pilar, dari kejauhan
tampak beberapa tenda juga berdiri di samping pilar, di luar tenda ada beberapa
orang yang sibuk mempersiapkan menu sarapan pagi. Sapaan ramah dan menawari
segelas kopi membuat kami terasa bagian dari mereka.
Setelah
mengabadikan beberapa foto di sekitar pilar kami pun putuskan untuk segera
kembali ketenda, untuk mempersiapkan sarapan pagi dan melanjutkan perjalan pagi
itu.
Kru Pandan di Pilar Sipiso-piso |
Ada
banyak cerita dan pengalam baru yang kami dapat dalam perjalanan kali ini,
mulai dari pengetahuan baru, teman baru, dan yang tentunya dari perjalan ini
kami lebih bisa mengucapkan banyak terimakasih kepada Tuhan Maha Pencipta atas
lukisan tanganya yang indah masih bisa kami nikmati.
*) Lihat juga ekspedisi sipiso-piso
Ekspedisi 9 Pilar Pendaki 1 Kaki
0 comments:
Post a Comment