wisata

GERITEN MEMPERINDAH KOTA BERASTAGI

Tampak Bangunan Geriten Berdiri Gagah di Median Jalan
Kalau anda pernah berkunjung ke kota wisata Berastagi ,tentu sering melihat bangunan yang berdiri mencolok pas di tengah median jalan kota, sesaat sebelum sampai Tugu Perjuang Berastagi, bangunan bergaya rumah teradisonal suku karo yang unik, orang karo menyebutnya Geriten.

Bangunan itu selalu mencuri pandangan para pelancong saat bertandang ke Kota Wisata berastagi, bentuknya yang berbeda dengan bangunan-bangunan yang ada di sekitarnya membuat bangunan ini selalu menjadi pusat perhatian, makanya tak jarang wisatawan langsung medekat dan mengamati jengkal demi jengkal bangunan tersebut, serta biasanya ada juga wisatawan yang sibuk memfoto satu-persatu ornamen lukisan dan ukiran yang mengiasi bangunan.
Ukiran Ornamen Karo Mengiasi Bangunan Geriten
Namanya geriten dan merupakan salah satu banguan tradisional khas suku karo, terbuat dari kayu keras dan atapnya terbuat dari ijuk pohon aren, kalau dahulu kala dalam pembuatan geriten ini tidak menggunakan paku melainkan menggunakan pasak kayu dan temali yang di untai dari ijuk pohon aren.

Adapun fungsi geriten pada dahulu kala adalah tempat penyimpakan tulang-menulang para pengetua desa yang memiliki sikap keteladanan semasa hidupnya, tulang-menulang di letakkan dilantai atas geriten, lantai atas geriten langsung berdekatan dengan atap dan dipasang dindidng dari kayu serta dihiasi ukiran-ukiran khas karo pada dinding luarnya, sedangkan pada lantai bawah tidak memakai dinding dan biasanya digunakan untuk tempat kumpulntya para muda-mudi karo.

Selain tempat berkumpulnya muda mudi karo, geriten juga sebagai tempat runggu ( Bahasa Karo) atau berdiskusi para orang tua, ketika sudah duduk di atas geriten, harus menjaga sopan santun dalam berkata dan kelakuan. Tidak boelah berkata bohong apalagi dengan sikap sok, angkuh dan emosi atau merasa menang sendiri.

Orang karo pada jaman dulu percaya, mereka dipantau oleh roh pengetuan desa yang tulang menulanya di letakkan  ruang di atas geriten, sehingga tidak ada masalah yang tidak bisa di selesaikan bila sudah berdiskusi di atas geriten.
Ukiran Ornamen Karo Mengiasi Bangunan Geriten
Geriten yang berada di median jalan kota berastagi yang letaknya tak jauh dari tugu perjuangan 1945 merupakan tempat paling paporit para pemuda-pemudi, atau pengujung wisata untuk beristirahat, selain itu pada pendaki yang baru turun dari Gunung Sibayak bianya menggunakan geriten ini sebagai lokasi untuk berkumpul duduk bersama sebari menunggu bus.


Bangunan yang unik dan di penuhi ornament-ornamen karo memiliki kepuasan sendiri saat berteduh di bawahnya, dan jangan takut di banguan tersebut tidak ada tulang-menulang ya, seperti kegunaanya pada jaman dulu, keberadaanya untuk menambah kindahan kota dan memperkenalkan budaya karo kepada para pelancong.


Diatas atap geriten terdapat tanduk kerbau, yang filosofinya untuk penolak bala dan sebagai pelindung dari niat-niat jahat, setelah setiap bagian siap dikerjakan. Tanduk kerbo di pasang oleh pande tukang pada malam hari, supaya tidak banyak orang yang menyaksikan dan mengomentarinya. Sesuai tradisi asli suku Karo pande tukang berbicara sendiri kepada tanduk dan melontarkan beberapa pertanyaan.


Geriten Menjadi Tempat Berkumpulnya Para Pendaki Mt. Sibayak

Menurut kepercayaan tidak seorang pun diperbolehkan menjawab pertanyaan tukang pada waktu tukang memasang tanduk. Jika ada yang menjawab, musibah akan dialami oleh orang yang menjawab pertanyaan tukang. Penempatan kepala kerbau dibuat menunduk pada geriten dan rumah adat. Mengandung makna kerendahan hati dan rasa hormat  bagi setiap tamu yang datang.

Setiap detail struktur geriten ini memliki makna dan fungsinya masing-masing, saat berkunjung ke Kota Sejuk Beratagi singgah lah di geriten ini, rasakan sensai saat beristirahat di bawahnya, amati dan nikmati ukiran-ukiran indah yang mengiasi geritan. 

Selamat Berwisata dan jangan buang sampah sembarangan ya.

 

About pandan adventure

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.