budaya

DARI ACEH SAMPAI URUK NDAHOLI KAB.KARO

Tampak Tugu Sibayak Lingga Berdiri Kokoh di Puncak Uruk Ndaholi

“Menjelang keruntuhan Kerajaan Linge dan masuknya agama islam kedalam kerajaan, terjadi perbedaan pendapat antara sang raja Linge dan anak-anaknya, sang Raja Linge sangat menyayangi anak keduanya yaitu Sibayak Muriah Lingga, dibandingkan dengan ketiga anaknya yang lain.

Perbedaan dari prinsip inilah membuat Muriah Sibayak Lingga putra kedua raja, memohon ijin kepada Sang Raja untuk pergi meninggalkan kerajan. Tujuan Muriah Sibayak Lingga adalah ke salah satu keraajan yang berada di Tanah Karo, kerajaan Bintang Muriah namanya atau sekarang di Kenal dengan Desa Bintang Meriah.

Kerjaan Bintang muriah di Pimpin oleh seorang yang sangkti dan tinggal di salah satu bukit tertinggi di sekitar kerjaan tersebut, uruk ndaholi namanya, karna terkenal dengan kesaktianya maka sang raja di sebut dengan Malim. Malim sendiri masih bagian dari keluarga kerajaan Linge yang ada di Aceh.

Sebelum berangkat ke Tanah Karo sang Raja Linge memberikan Bawar (sejenis simbol kerjaan linge) kepada Sibayak Muriah Lingga, nantinya Bawar itu disampaikan pada Malim yang berada di Uruk Ndaholi Bintang Muriah, Kedatangan Sibayak Lingga di uruk Ndaholi Bintang Muriah sangat diterima dengan senang hati oleh Raja Malim.

Oleh Raja Malim maka Sibayak Muriah Lingga diangkat menjadi salah seorang Panglima dikerajaan Bintang Muriah untuk memeprluas kekuasaan kerjaan di Tanah Karo. Dalam memperbesar keturunanya di Tanah Karo, Sibayak Lingga Raja Senina mempersunting tiga perempuan penduduk dari kerajaan karo yang lain, yakni Beru Ginting Rumah Page, Tarigan Barus Tua, dan Sebayang Serbananam.

Dari ketiga istrinya inilah Sibayak Lingga menurunkan keturunan bermarga Sinulingga,hubungan dengan kerajaan lainnya cukup harmonis sebab, Sibayak Lingga telah menjadi anak beru dari ketiga suku Karo yang bermarga Ginting, Tarigan dan Sebayang, dari keturunan tiga istri dari Sibayak Lingga ini, menjadikan Sinulingga bagian dari suku Karo yang berasal dari Gayo”.

Seperti itulah salah satu cerita yang kru Pandan dapatkan dari berbagai sumber dan mungkin ada versi lainya, di atas uruk ndaholi sendiri terdapat dua puncak yang berbeda tingginya dan sama-sama memiliki pemandangan yang indah dari sana.

Puncak pertama yang merupan puncak yang paling tinggi, dipuncak ini merupakan persemayaman Malim yang di bentingi oleh ribuan pohon bambu yang berdiri kokoh dan rimbun di atas puncak Uruk Ndaholi dan tak jauh dari sana atau puncak kedua berdiri bangunan yang atapnya berbentuk arsitektur rumah adat karo, dari sana juga pemandanganya sangat-sangat indah dan luar biasa.
Tugu Sibayak Lingga

Puncak kedua ini dibangun Geriten/Tugu Nini Sibayak Lingga, di geriten disemayaman tulang belulang Sibayak Lingga yang menjadi saksi dan bukti hubungan antara Suku Karo khususnya bermarga Sinulingga dengan Suku Gayo didataran Tinggi Gayo Provinsi Aceh Bagian Tengah.

Dipuncak Uruk Ndaholi yang terdapat geriten ini udaranya sangat sejuk, selain sejuk dari sana mata kita bebas memandang ke sekeliling bangunan, pemandangan sangat indah karna tempak terbentang lukisan alam maharkaya sang Pencipta. Tapi sayang masih ada saja orang-orang yang melakukan Vandalisme pada bangunan Tuga sehingga merusak keindahan Tugu.

Dari atas puncak ini kita juga bisa mengamati sebagain wilayah Kabupaten Karo, selain itu petak-petak perladangan warga, Gunung Sinabung, puncak Bikit Sipiso-piso dan Gunung Sibuaten serta Puncak Bukit lainnya tampak jelas dari atas Uruk Ndaholi.
Pemandangan dari Atas Puncak Uruk Ndaholi
Lokasi ini pas sekali menjadi tujuan wisata anda menghabiskan waktu libur dengan bercengkerama bersama alam, Ayo atur jadwal untuk menghabiskan waktu libur anda di sana, untuk yang mau kesana ada dua akses jalan yang bisa anda gunakan untuk menuju uruk ndaholi tersebut.

Akses pertama dari kota kabanjahe atau tepatnya Tugu Bambu Runcing meuju desa Simpang 4 Surbakti dan seterusnya menuju Kecamatan Payung, Kecamatan Tigannderket dan menuju desa Tanjung Mbelang, dari sana melanjutkan perjalanan menuju desa Bintang meriah kira kira sekitar 2 Km dari desa Bintang meriah kita kan menemukan sebuah warung kopi di sebelah kanan, dan di sebelah warung tersebut adalah jalan menuju urok ndaholi.

Sedangkan untuk akses yang kedua, masih dari Kota kabanjahe kita menggunakan jalan via Simpang 4 Kabanjahe atau jalan Kota Cane kalau dari sini kita terus saja menuju desa Simpang Perbesi, dan seterusnya menuju desa perbesi, dan menuju desa bintang meriah, sebelum sampai di desa bintang meriah kita akan menemukan warung di sebelah kiri (berlawanan dengan rute sebelumnya, warung sebelah kanan) dan ikuti rute seperti sebelumnya di warung sebelah kiri tersebut.

Dari warung kopi tersebut Jalan menuju makam ini tidak begitu sulit walaupun dengan kondisi mendaki dan tidak beraspal,namun menjelang lokasi puncak badan jalan sudah cukup bagus sebab badan jalan cor semen, sehingga tidak menyulitkan kenderaan saat menuju lokasi.

Selamat berlibur dan jangan melakukan Vandalisme dan menjaga sikap serta jangan buang sampah sembarangan di Uruk Ndaholi..!!






About pandan adventure

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.