Dani Efendi Tarigan di Telaga Putri saat melakukan ekspedisi ke Pilar Pintau
|
Sedari kecil Dani memang sudah terlahir dalam keadaan “terbatas”,
Dani terlahir berbeda dangan anak-anak sebayanya, kaki sebelah kirinya tidak
sempurna seperti kaki kanannya sehingga Dani harus mengandalkan dengan 1 kaki
melakukan segala aktivitasnya.
Rasa percaya diri yang sangat besar, walau berada pada
kondisi fisik tidak sempurna membuat banyak orang merasa nyaman dan senang
berteman denganya, tak ada kendala baginya untuk bersosialisasi, dia tak mau
berhenti di kegelapan dan mengunci diri dari mereka-mereka yang “sempurna” dalam fisik.
Keadaan perekonomian keluaga yang pas-pasan membuat Dani
harus bekerja ke kebun memambantu kedua orang tuanya walau dalam keadaan
keterbatasan, sepulang dari kebun dari juga menyempatkan mengambil kayu bakar
ke hutan desa, hal ini selalu di lakukannya hampir setiap hari, dari aktifitas
mencari dan mengumpulkan kayu bakar di hutan ini membuat timbul rasa kecintaan
Dani akan kegiatan masuk dan keluar hutan. Rasa kecintaan ini akhirnya
membuatnya senang melakukan kegiatan-kegiatan berpetualang ke dalam hutan.
Dalam ekspedisi Dani tidak pernah menggunakan alat bantu tongkat atau
lainya melaikan
dia selalu menghandalkan 1 kakinya dengan melompat selain itu tak ada
keluh baginya.
Saat duduk di bangku Kuliah Dani membentuk salah satu
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pecinta Alam. Rasa kecintaanya akan
kegiatan extrim dan rasa percaya dirinya yang besar membuatnya begitu di kenal
di dalam kampusnya.
Ekspedisi 9 pilar ini merupakan impian dani sejak
duduk di bangku kuliah. Dalam kegiatan ini dia ingin berbagi pengetahuan,
memotivasi, memberikan pelajaran tentang tantangan hidup serta yang paling utama
harus terus optimis dalam menjalani hidup bagi generasi muda bangsa Indonesia.
Selain itu dari kegiatan ini danai juga berkeingina menggali dan memperomosikan wisaa Tanah Karo.
Saat perjlan
ekspedisi ada saja yang selalu memberikan semangat bagi Dani.
0 comments:
Post a Comment