Air Terjun Sipiso-piso. sebuah tempat yang
indah dimana air mengalir dengan derasnya membelah tebing curam dan dibawahnya
sudah menunggu batu-batuan besar yang menyambutnya. Udara yang sejuk, lukisan
alam yang indah dan kilauan air danau toba yang menggoda siapa saja yang datang
ke sana. Sungguh maha karya Tuhan yang sangat luar biasa.
Siang
itu Sabtu 15 Agustus, cuaca tidak terlalu panas dan terlalu dingin di kota
Kabanjahe, tampak beberapa tetangga sibuk mempersiapkan perlengkapan untuk
beraktifitas pada pagi hari. Kota Kabanjahe pagi itu sedikit cerah setelah
beberapa hari diguyur hujan yang tak kunjung henti.
Di sudut
sebelah kanan rumah tempat kami beristirahat, seorang lelaki paruh baya sibuk
mengasah parang dan cangkolnya, sesekali dia mengisap rokok keretek yang dia
letakkan di sebelah kananya, lelaki berwajah agak keriput dan memakai topi itu
tampak bersemangat untuk berangkat ke kebunnya pagi itu. Gunung Sinabung yang
beberapa saat lalau menjadi pemberitaan media karna letusanya tampak terlihat
jelas puncakknya dari tempat kami berdiri setelah diterpa matahari pagi.
Hari itu
kami kru Pandan Adventure cuma bertiga, kami sepakat untuk melakukan perjalaan
menuju salah satu objek wisata alam yang ada di Kabupaten Karo. Wisata yang
kami tuju yaitu air terjun sipiso-piso dan danau toba yang berada di desa
Tongging Kecamatan Merek Kabupaten Karo. Setelah mempersipakan semua keperluam,
maka kami beranjak meninggalkan kota Kabanjahe.
Sepanjang
perjalaan terlihat kesibukan warga karo yang berada di perladangannya, yang ada
di kanan dan kiri jalan, sebagian tampak membersihkan ladangnya dan sebagaian
ada yang memanen hasil tanamanya.
Perlahan kami pun di suguhi dengan pemandangan
indah perladangan penduduk, tanaman kol, tomat, jagung, jeruk dan tanaman warga
lainya tampak berbaris rapi di kebun warga. Udara segar dataran tinggi karo
membuat perjalan kami semakin sempurna.
Sesekali
kami mengurangi laju sepeda motor yang kami naiki, untuk sejenak melihat
pemandangan perkebunan penduduk yang hijau dan aneka ragam tanaman warga,
selain itu tampak jeruk yang merupakan hasil buah handalan Tanah Karo berwarna
hijau kekuning-kuningan, bertanda jeruk tersebut sudah masak dan dapat di
panen. Sepanjang perjalanaan kita akan mendapati sebagian penduduk yang
memiliki kebun jeruk di pinggir jalan, menawarkan sensasi buah jeruk segar dengan petik sendiri bagi
wisatawan.
Memasuki
daerah merek tak henti-henti sahabat kami yang baru pertama kali ke daerah
tersebut kagum dengan pemandangan kelok-kelok bukit barisan yang mengelilingi
Desa Merek. Jupri nama panggilan sahabat kami itu tercengang melihat keindahan
alam tanah turang, “mantap, kalau tahu kekgini pemandanganya sudah dari dulu
aku kesini” tuturrnya berdecap kagum dengan pemandangan indah yang terhampar
sepanjang jalan menuju air terjun sipiso-piso.
Memasuki
desa merek kami disambut dengan udara yang semakin dingin seperti menusuk
tulang sumsum dan hutan pohon ekaliptus yang menjulang tinggi kelangit biru.
Memasuki daerah ini kami memutuskan untuk membeli logistik untuk nanti di
santap di air terjun sebari menikmati indahnya pemandangan sipiso-piso.
Seteh
melewati desa merek Jupri tampak semakin bertambah kagum melihat pemandangan
danau toba yang berwarna biru dari penatapan merek. Setelah sampai di gapura
pengutipan maka kami membayar ritribusi sebesar Rp 4.000,00/orang. Setelah
sebelumnya kami kagum dengan pemandangan yang indah sepanjang perjalanan menuju
air terjun, sejenak kami emosi melihat petugas yang menguip retribusi ke objek
wisata tersebut. Sebab setelah kami membayar tidak di berikan karcih masuk
dengan menyuruh kami lewat saja.
Benar
apa kata sahabat saya beberapa saat yang lalu, kalau petugas di sana banyak
yang melakukan tugas dengan tidak profesional, kerena sepengetahuan saya berapa
karcis yang dibayar maka segitulah besarnya uang yang harus di setorkan Kedinas Pariwisata. Tapi nyatanya di lapangan
banyak petugas yang tidak memberikan karcis kepada pengunjung maka uang
tersebut masuk kedalam kantongnya. Beberapa saat setelah sedikit bercecok mulut
dengan petugas maka kami pun memutuskan meninggalkan
petugas yang memakai baju berwarna hijau dan lengkap dengan atribut-atribut
PNSnya itu.
Sekitar
seratus meter dari gapura , maka sampailah kami di penatapan tongging. Dari
gardu pandang penatapan tersebut tampak pemandangan air terjun Sipiso-piso yang
jatuh membelah tebing-tebing batu cadas yang berada di kanan dan di sisi kiri
air terjun. Menoleh ke kanan maka kita akan di sajikan pemandangan desa
Tongging dan Danau Toba yang indah.
Indahnya Danau Toba Tampak dari Gardu Pandang Sipiso-piso |
Setelah
puas memadangi air terjun dari kejauhan, maka kami memutuskan untuk menuruni
anak tangga menuju ke air terjun. Satu demi satu anak tangga kami turuni.
Menurut salah seorang pejual makanan di sana, bahwa anak tangga yang terdapat
dijalan menuju air terjun lebih kurang jumlahnya sebanyak 700 anak tangga.
Anak Tangga yang Curam Menuju Air Terjun |
Medan
yang agak curam dan jalan yang sempit tidak menyurutkan niat kami untuk
menyaksikan indahnya air terjun dari kedekatan. Sesekali kami berhenti sambil
melihat indahnya air terjun dari kejauhan. Dengan berhati-hati kami melewati
rute menuju air terjun, karna di sebalah kiri jurang menganga lebar.
Di
tengah perjalanan menuju air terjun jalan semakin sempit, sebagaian jalan ada
yang longsor akibat hujan, selain itu tangga yang curam juga membuat kaki
terasa bergetar menahan beban berat badan kami. Tak jarang banyak wisatawan
yang hanya sampai di tengah perjalanan saja dan tak sanggung untuk melanjutkan
perjalaan menuju air terjun.
Air Terjun Sipiso-piso Tampak Dari Kejauhan |
Setelah
sekitar tiga puluh menit kami berjalan mengalahkan tangga-tangga yang terjal
dan curam, akhirnya kami sampai di air terjun. Suara gemuruh air yang jatuh
dari tebing yang tinggi dan percikan-percikan air terjun yang mengenai wajah
kami terasa sangat dingin dan mendamaikan hati. Lelah menuruni anak tangga
terbayar sudah dengan panorama indahnya air terjuan.
Tepat Dibawah Air Terjun Sipiso-piso |
Seorang
lelaki paruh baya yang memakai kos yang berwarna agak kusam tampak marah-marah
sambil membereskan gubuk tempat jualanya, yang diacak-acak pengunjung. Sambil
sibuk membereskan gubuk dan barang dagangannya sekali-sekali dia memarahi
pasangan dua sejoli yang lagi mengganti baju di kamar mandi darurat yang ada di
samping gubuk lelaki paruh baya itu.
Ternayata
lelaki paruh baya tersebut bermarga Saragi yang merupakan salah satu penduduk
desa Paropo yang berjualan di air terjun, Saragi sudah sekitar satu tahun
berjualan sendiri dan tinggal digubuknya
yang berada disekitar air terjun. “ baru sebentar saja ku tinggal ini, udah
berserakan kek gini, pasti kalian yang acak-acak gubukku ini kan? Tanya saragi
kepada pasangan dua sejoli yang lagi membereskan barang-barangnya.
Setelah
saragi selesai memberseskan jualanya sebari duduk sambil mengisap rokok, dia
berpesan kepada kami tentang pantangan kalau berada di air terjun, “kalau di
sini jangan cakap kotor kalian terus kalau bawak cewek jangan melakukan hal-hal
yang tidak senonoh di air terjun ini, kalau kalian langgar itu selesai lah
kalian, kalau mau mandi gak apa-panya” terangnya kepada kami.
Menurut
Saragih, banyak wisatawan baik yang dari dalam negeri maupun luar negeri datang
menikmati pemandangan air terjun dari kedekatan, turis-turis bulek yang datang
biasanya tidak belama-lama di bawah sini sekedar mendokumentasikan saja dan
langsung naik lagi ke atas.
Satu
kata buat air terjun Sipiso-piso “ Dasyat” tutur Jupri sebari mendokumentasikan
indahnya air terjun dengan kamera polselnya. “ gak ada pula sinyal di sini pra,
kalau ada biar ku unggah langsung ke FB foto-foto ini, bair angek teman-teman
satu kerjaku,” tuturnya sambil terkagum-kagum.
Derasnya Air Terjun yang Membelah Tebing Curam |
Jupri
tidak mau menunggu lama-lama untuk menikmati dasyatnya air terjun dari kedekatan.
Dia memutuskan untuk mengganti pakaianya dan menitipkanya kepada warung Saragi,
sedangkan saya hanya tersenyum melihat tingkahnya. Dia bergegas menikmati air
terjun lebih dekat, sebelum sampai Jupri sudah diguyur percikan air terjun
sehingga seluruh badanya basah.
Air
terjun Sipiso-piso ini terletak di sebelah utara Danau Toba, sekitar 24
kilometer dari kota Kabanjahe. Air terjun ini merupakan yang tertinggi di
Indonesia, dengan ketinggian 120 meter. Dari informasi yang kami dapat air
terjun Sipiso-piso tersebut berada di sekitar 800 meter di atas permukaan air
laut. Air terjun itu deras mengalir ke bawah tampak memotong bukit-bukit hijau
yang ditumbuhi pohon pinus.
Nama
Sipiso-piso sendiri berasal dari kata piso (dalam bahasa karo) yang artinya pisau. Derasnya air yang
membelah bukit yang berketinggian di atas seratus meter ini diibaratlkan
layaknya pisau yang tajam yang membelah
tebing curam yang berada di sisi kanan dan sisi kiri air terjun.
Setalah
puas menikmati keindahan air terjun dan berendam sejenak di aliran air, maka
kami memutuskan kembali naik keatas, tantangan sudah menunggu di depan mata
kami, mendaki satu persatu anak tangga terasa berat sekali setelah tenaga dan
setamina kami terkuras habis saat bermain air. Kalau turun kebawah kami hanya
membutuhkan waktu tiga puluh menit saja,
pada saat keatas kami membutuhkan waktu satu jam lebih. Tapi dengan semangat
kami memacu langkah kaki kami untuk menaklukkan satu-persatu anak tangga
Catatan
:
Kisaran
Biaya yang dibutuhkan Menuju Air Terjun Sipiso-piso.
1. Dari
Medan menuju Kota Kabanjahe (Bus SUTRA, Sinabung Jaya, Borneo) Rp. 13.000/orang
2. Dari
kabanjahe menuju Desa Nagalingga (Angkot Bintang Karo, berwarna Putih) Rp.10.000/orang
3. Retribusi
Rp. 4000/orang.
0 comments:
Post a Comment