![]() |
Indahnya Sapaan Mentari Pagi, Sinarnya yang Indah Menghampar di atas Danau Toba |
Pohon
Pinus tampak melambai seperti gembira menyambut kami sore itu, alunan embusan angin saat bersentuhan dengan
lebatnya dedaunan pohon pinus membawa rasa damai di hati. Dari puncaknya
menawarkan sensasi lukisan alam yang sejuk dan asri. Kilap-kilap butiran intan
tampak bersinar saat metahari sore memantul di wajah Danau Toba. Bukit Sitelu
begitu sebutan namanya, tak terlampau tinggi namun tetap terjaga dan hijau.
Kagum, haru dan dan terpikat itu adalah
hal yang pasti dirasakan bagi siapa saja yang sampai di Puncaknya.
Hari itu
sekitar jam lima sore, matahari mulai tertutup awan gelap yang sedari tadi
mendominasi langit kota kabanjahe. Udara dingin khas kota sejuk ini mulai
datang bersamaan dengan matahari yang mulai kembali ke peraduannya. Bebrapa
orang terlihat bejalan tergesa-gesa pulang kerumah setalah satu hari berkerja
di kebunnya. Maklumlah sebagain besar penduduk kota penghasil jeruk manis ini
berperofesi sebagai petani.
sore itu
kami sedikit sibuk mempersiapkan perlengkapan dan logistik yang kami butuhkan,
berkali-kali kami cek kembali peralatan dan bahan makanan yang sudah dimasukkan
kedalam tas besar yang akan kami bawa. Hari itu kami berencana menuju salah
satu destinasi wisata yang belum banyak yang
berkunjung ke sana. Bukit Sitelu begitu penduduk dekitar memberi nama
bukit yang berdidi tegak dan di tumbuhi oleh pohon Pinus itu.
Perjalana
kami mulai dari Kota Kabanjahe dengan menggunakan sepeda motor, berlahan kami
pacu sepeda motor kami membelah dinginya Tanah Turang sore itu, tangan dan jari
saya bergetar sepontan tanpa ada perintah dari otak menahankan dinginya sore
itu.
Jalan
lurus dan mulus yang mendominasi jalan di Kecamatan Tigapanah berlahan
berbelaok-belok saat kami mulai memasuki Kecamatan Merek. Sepeda motor yang
kami naiki seakan menari-nari melewati tikungan demi tikungan sebelum sampai di
kecamatan merek. Udara semakin dingin di
desa kecil ini. Dari sini tempat tujuan kami tidak terlalu jauh, sekitar
tigapuluh menit perjalanan kearah Sidikalang.
Sekitar
lima belas menit kami berjalan meninggalkan desa merek akhirnya kami sampai di
simpang menuju Bukit Sitelu, simpangnya tak jauh dari simpang Taman Resort
Simalem yang terkenal itu, atau lebih jelasnya simpang Bukit Sitelu sebelum
simpang Resort Simalem.
Bukit
Sitelu sebenarnya berada di Km 9, Jalan Raya Merek – Sidikalang dan masih di
kawasan Kabupaten Karo.
Memasuki
simpang Bukit Sitelu ini kami di sambut dengan jalan rusak yang sedikit menurun
dan berbatu. Sepeda motor metik yang kami naiki tak sanggup untuk melalui jalan
yang berbatu dan menurun itu, sehingga teman yang sedari tadi saya bonceng
harus turun. Berlahan kami membelah jalan yang berbatu itu dengan hati-hati,
sesekali batu tempat kami berpijak bergeser sehingga secara spontan harus
melompat ke pijakan batu yang lain.
![]() Jalan Rusak dan Berbatu untuk Menuju Bukit Sitelu |
Sekitar
limabelas menit berjalan membelah hutan perdu dan melewati tanjakanyang berbatu
dan berlubang akhirnya kami sampai juga di puncak tertinggi di Bukit Sitelu.
Embusan angin sore puncak Bukit Sitelu membawa kesejukan dan kedamaian di hati
bagi siapa saja yang bercengkerama di atas puncaknya. Keringat yang sedari tadi
keluar dari pori-pori kulit kami hilang di hantam udara yang berhembus pelan
sore itu.
![]() |
Pemandangan sebelah Barat dari Puncak Bukit Sitelu, Tampak Perkebunan Warga dan Desa Merek |
Dari
puncak Bukit Sitelu ini seperti laksana
gardu pandang untuk menikmati indahnya Danau Toba dan elok-elok bukit yang
tampak hijau mengelilingi Desa Tongging yang terletak di bawah Bukit Sitelu.
![]() |
![]() |
Pemandangan
dari atas Bukit Sitelu, tampak Kindahan Danau Toba
|
Setelah
beristirahat sejenak kami pun langsung mendirikan tenda tempat untuk
beristirahat malam itu. Tanpa banyak komando kami langsung tahu apa yang harus
dilakukan, sekitar sepuluh menit tenda sudah berdiri kokoh kami buat, satu
persatu kami masukkan perlekngakap yang kami bawa kedalam tenda.
![]() |
Tempat Beristirahat Sebari Mengumpulkan Tenaga untuk Perjalanan Besok |
Hari
semakin gelap, angin berhembus kencang membawa udara yang semakin dingin. jeket
yang kami pakai seakan tak sanggup mengusir rasa dingin malam itu. Untuk
mengusir rasa dingin kami membuat api unggun, beruntung di sekitar tempat kami
mendirikan tenda ada beberapa kayu yang sudah kering, kami langsung
mengumpulkan satu demi satu kayu kering tersebut dan langsung membuat api
unggun.
Ditemani
api unggun rasa dingin yang sedari tadi tak mau pergi akhirnya diganti dengan
rasa hangat dari pancaran api unggun yang kami buat. Sebari menikmati hangatnya
api unggun dan indahnya pemandangan dari puncak malam itu kami pun
mempersiapkan menu untuk makan malam.
![]() |
Pemandangan
diatas Bukit Sitelu saat Langit Mulai Gelap
|
Malam
itu kami sangat beruntung karna langit malam itu tampak cerah seperti malam
sebelumnya, bahkan langit terlihat sangat menawan di malam itu, kerlip-kerlip
bintang-bintang terlihat menghiasi ruang luas yg terbentang di atas bumi. Di
sana di antara lenggok-lenggok pucuk Pinus yang melambai dihembus angin malam
tergantung sekeping bulan kuning emas, cahayanya sangat tegas membelah danau
toba yang terlihat luas, cahaya tegas itu seperti ingin menegaskan kepada kami
bahwa untuk malam ini dialah cahaya yang cantik yang akan menemani malam kami
untuk menikmati detik demi detik indahnya pemandangan dari puncak Bukit yang
belum ternodai.
Jam
menunjukkan pukul duabelas malam, udara ditempat itu semakin dingin, sehingga
kami memutuskan untuk merebahkan badan yang sedari tadi letih menaklukkan
jalanan berbatu dan hutan perdu yang mengelilingi Bukit Sitelu. Berlahan kami
tarik selimut tipis yang kami bawa sebagai teman pengusir dingin malam itu.
Tak
terasa malam berganti dengan pagi berlahan dari upuk timur terlihat cahaya
seperti benang merah membelah awan gelap yang menutupi langit. Mentari pagi
telah terbit dan sinarnya mulai menyebar ke penjuru semesta. Gelap temaram
perlahan berubah menjadi terang lukisan alam sang Maha kuasa terhampar lepas
dari segala penjuru. Hampir seluruh yang terkena hamparan sang fajar terlihat
kuning keemasan cahayanya terpantul kedanau Toba membuat rasa tajud dan kagum
tak berhenti keluar dari mulut kami. Sambaran sunrise dipercantik oleh arsiran
awan yang hilir mudik melayang di bawah kami.
![]() |
Mentari
Pagi Dari Puncak Bukit Sitelu
|
Lembah
luas yang berada di bawah berhiaskan bukit-bukit dan Danau Toba yang di hantam
hamparan cahaya sang surya, Bukit sipiso-piso yang tak jauh dari Bukit Sitelu
terlihat diselimuti oleh awan putih yang terhampar menyambut pagi seperti menyapa kami dengan ramah di pagi
itu.
Pagi itu
benar-benar terasa menyegarkan. Sejuknya udara yang berhembus menyatu dengan
hangatnya mentari. Semangat kami serasa kembali hadir untuk melanjutkan perjalanan
di hari ini.
![]() |
Mentari
Pagi Dari Puncak Bukit Sitelu
|
Perut
kami terasa lapar setelah puas menikmati dan membidik hadirnya sang fajar pagi
itu, satu demi satu kami keluarkan pelengkapan masak dari dalam tenda.
aktifitas mempersiapkan santapan pagi ini adalah momen yang paling indah, sebap
sambil memasak sambil menikmati indahnya alam dari dataran puncak Bukit Setelu.
Selera makan juga cukup besar tak kala ikan kaleng dan saus pedas tergeletak
pasrah diatas butiran nasi. Tanpa hitungan menit semua yang kami masak kandas
oleh napsu makan yang menggebu-gebu.
Selesai
sarapan kami langsung membuka tenda dan mempersiapkan semua perlengkapan yang
kami bawa dan hal yang tak pernah kami lupakan adalah mengumpulkan sampah yang
kami bawa agar alam tetap terjaga keperawananya.
Setelah
semua selesai kami putuskan untuk turun dari atas bukit dengan menyusuri jalan yang sama saat kami
naik. Dalam perjalanan ke bawah, kami mendapati panorama alam yang begitu indah
yang berada pada sisi lain dari Puncak Bukit Sitelu ini.
Hamparan
kebun-kebun warga dan desa-desa yang berada di dekat bukit ini tampak jelas
dari atas, tak hanya itu Gunung Sinabung yang pagi itu juga tampak jelas dengan
semburan abu hitam pekat keluar dari mulutnya seakan menyapa Tanah Karo pagi
itu. Tak jauh dari G. Sinabung tampak juga G.Sibayak yang puncaknya tertutup
awan putih. Memang pemandangan yang sangat-sangat indah dari Puncak Bukit
Sitelu ini
.
Catatan :
Kisaran Biaya yang dibutuhkan Menuju Bukit Sitelu.
1. Dari Medan menuju Kabanjahe (Bus SUTRA, Sinabung Jaya, Borneo) Rp. 15.000.
2. Kabanjahe Menuju Merek (Angkot Bintang Karo) Rp. 8.000
3. Merek ke simpang Bukit Sitelu (Becak) Rp. 9.000
Atau adanda juga bisa langsung dari Medan menuju simpang Bukit Sitelu ini dengan Mengendarai Bus Datra, Pas atau Bus yang rutenya menujuSidikalang dengan Kisaran Ongkos Rp 40.000.
Selamat ber Adventure ria.
0 comments:
Post a Comment